Jumat, 30 Desember 2011

Mewaspadai Perpecahan Umat


"Sesungguhnya orang beriman itu bersaudara"
(QS.Al-Hujurat : 10)


Rasulullah SAW Bersabda :
"Nanti akan muncul diantara kamu kaum yang menghina shalat kamu dibandingkan dengan shalat mereka, dan puasa kamu dibandingkan denganpuasa mereka, amal perbuatan kamu diabndingkan amal perbuatan mereka, mereka itu membaca Al-Quran tetapi bacaan mereka tetapi bacaan mereka tidakkan melewati kerongkongannya, dan mereka akan memecah agama sebagaimana anak panah keluar dari busurnya" (sahih Bukhari/5058)

Sayidina Ali bin Abi Thalib menyatakan, dia mendengar Rasulullah SAW bersabda : "Pada Akhir zaman nanti akan muncul kaum usia muda (ahdasul asnan) berpikiran pendek (sufahaul ahlam), mereka memperkatakan sebaik-baik ucapan kebaikan, mereka membaca Al-Quran tetapi bacaan mereka itu tidaklah melebihi (melampaui) kerongkongan mereka, mereka memecah agama sebagaimana keluarnya anak panah dari busurnya, maka dimanapun kamu menjumpainya maka perangilah mereka sebab dalam memerangi mereka terdapat pahala disisi Allah pada hari kiamat kelak" (sahih Bukhari / 6930 Sahih Muslim / 2462 Sunan Abu Daud / 4767 Sunan Nasa'i / 4107 Sunan Ibnu Majah / 168 Sunan Ahmad / 616)

Rasulullah saw bersabda :
"Nanti pada akhir zaman akan muncul kaum mereka membaca Al-Quran, tetapi  tidak melebihi kerongkongan,mereka memecah umat Islam sebagaimana keluarnya anak panah dari busurnya, dan mereka akan terus bermunculan sehingga keluar yang terakhir bersama Dajjal, maka jika kamu berjumpa dengan mereka , maka perangilah sebab mereka itu seburuk-buruk makhluk dan seburuk-buruk khalifah" (sunan Nasai/4108, sunan Ahmad/19783)

Dari hadis diatas dapat kita lihat beberapa sifat yang diberikan Nabi terhadap akan munculnya kelompok diantara umat Islam yang akan memecah belah umat, oleh sebab itu agar umat Islam tidak terperdaya dengan segala bentuk amalan mereka, maka Nabi telah memberikan beberapa kriteria mereka dan berwaspada terhadap strategi musuh untuk memecah belah umat melalui fanatisme kelompok dan lain sebagainya.

Oleh sebab itu umat Islam perlu waspada dengan segala upaya adu domba dan perpecahan antar kelompok umat, dengan segala label nama dan bentuk, sebab musuh mempunyai slogan "Biarkan umat Islam itu shalat, biarkan umat Islam itu berpuasa, biarkan umat Islam itu haji, asal jangan membiarkan umat Islam itu bersatu".

Pada saat ini umat Islam terbagi dengan kelompok-kelompok lokal sampai Internasional. Semua kelompok berniat untuk mengembangkan dakwah Islamiyah dengan cara ijtihad, dan format masing-masing.

Semua kelompok sepatutnya menghargai kelompok lain dalam perbedaan masing-masing. Disinilah kekuatan umat, tetapi umat Islam harus waspada jangan sampai perbedaan ijtihad dalam dakwah tersebut mengakibatkan perpecahan dan pertikaian, apalagi saling menghina kelompok lain. Silahkan berkelompok tapi jangan fanatik.

Mari bergandeng tangan menuju terbentuknya umat yang terbaik dimasa depan. Ingatlah bahwa "albarakah ma'al jamaah" keberkatan dan kemenangan adalah tergantung pada jamaah, dan jamaah adalah kerjasama antar kelompok dalam beramal, selama tidak menyalahi prinsip dasar akidah dan syariah.


Di sarikan dari renungan jum'at ISTAID No.973
Yayasan Istaid Jl. Gt.subroto rukun 8. Medan 20119
061-768 222 38 HP. 0812 63 8080 4

Sabtu, 24 Desember 2011

Siapa Yang Meniru Siapa


Membaca postingan di blog Pakies yang berjudul "Pembalap Jalanan" saya jadi tergelitik untuk menulis posting kali ini.
Di posting tersebut Pakies bercerita tentang atraksi sirkus aseli Indonesia punya, yaitu topeng monyet... hayyo siapa yang pernah melihat atraksi topeng monyet secara live, maksudnya bukan live di tipi tapi empat mata langsung sama topeng monyetnya... ^_^
Kebetulan Pakies nontonnya ngga sendirian ya iyalah masak nonton topeng monyet sendirian hobie bener di antara yang nonton ada anak Pakies, sehabis si monyet beraksi anak Pakies nanya ke Bapake "Nyapo kok monyete ditarik-tarik pake tali, mesakne yo ?" yang artinya "kenapa monyetnya kok di tarik-tarik pake tali,kasihan ya ?

Sebuah pertanyaan sederhana yang butuh sebuah kehati - hatian untuk menjawabnya agar tidak ada orang yang merasa tersakiti hatinya.

Di atas saya tadi sudah katakan kalo topeng monyet adalah sebuah atraksi sirkus aseli Indonesia, bukan dari negeri cina atau pun barat karena belum pernah saya dengar ada pertunjukan sirkus monkey of the mask... jiahahahaha...

Tidak seperti umum nya sirkus yang mempertunjukkan atraksi manusia dan juga atraksi binatang, topeng monyet beraksi secara solo dimana seekor monyet beraksi di iringi dengan irama musik khas topeng monyet dan tentunya sang pawang sebagai komandan yang memberi perintah.

Kalo dilihat dan dinilai dengan asas peri kemanusian atraksi topeng monyet ini seperti penindasan terhadap bintang, tapi kalo di nilai dari sisi ekonomi dan hiburan topeng monyet ini bisa menciptakan lapangan pekerjaan di tengah krisis ekonomi saat ini dan juga bisa menghibur orang lain karena sepertinya masyarakat kita ini memang butuh hiburan, lihat saja acara - acara hiburan di televisi selalu berpacu mengejar rating dari penonton dan langsung mendapat respon dari masyarakat dengan tinggi nya rating acara tersebut, otomatis televisi pun kebanjiran iklan dan sponsor.

Terlepas dari acara tersebut mendidik atau tidak nya tidaklah masalah selagi income yang menguntungkan sepertinya sah - sah saja, ekploitasi laki - laki kemayu, bacotan ala orang kurang pendidikan yang menurut saya sama sekali tidak ada sense of humor nya sampai adegan penyiksaan fisik yang terlihat konyol pun di lakukan asal bisa membuat orang banyak tertawa dan terlena menikmati acara tersebut, tidak peduli acara tersebut di tonton anak kecil yang masih polos sekalipun.

Ironis memang dunia pertelevisian kita saat ini, beda saat jaman stasiun TV cuma TVRI saja.

Balik lagi ke topeng monyet, rasa - rasanya apa yang di pertunjukkan topeng monyet juga tidak lebih dari hiburan semata yang mendatangkan untung secara ekonomis kepada pemilik atraksi topeng monyet tersebut.

Menurut saya topeng monyet tersebut sah - sah saja selama si monyet ikhlas menjalankan tugas nya dan tidak merasa tersakiti seperti hal nya entertainer yang membuat sebagian orang tertawa terbahak - bahak dan sepertinya tidak peduli apakah tindakan nya menghina orang lain baik secara fisik maupun moral atau tindakan slapstick sekalipun selama ada bayaran.

Kalo di lihat lagi kedua nya ada persamaan yaitu sama - sama ada unsur penyiksaan terhadap fisik,tapi bisa mendatangkan tawa dari penonton, jadi siapa yang meniru siapakah sekarang...?

Sekarang tergantung kita menyikapi nya bagaimana, kalau anda "kontra" jangan di lihat atau matikan TV anda, otomatis anda telah menyelamatkan moral anak anda dari perilaku yang kurang patut untuk di lihat anak - anak.



*eh, udah ada yang nonton Rise The planets Of The Apes belum, masak monyet jadi bisa ngomong yak... :D

Jumat, 23 Desember 2011

Apakah Itu Kebenaran

Apakah itu kebenaran...

Apakah kebenaran itu suatu hal yang mutlak dan tidak bisa diganggu gugat sampai kapan pun...?
Hmmm... kalau kebenaran adalah suatu hal yang mutlak dan tidak bisa di ganggu gugat lagi sampai kapan pun rasanya belum ada penemuan manusia yang mampu membuat kebenaran itu menjadi absolut karena perkembangan teknologi manusia dari masa kemasa selalu berubah dan mengikuti akal manusia di jamannya.

Contoh dalam dunia sains atau ilmu pengetahuan... sebelum Galilelo galilei mengungkapkan bahwa bumi itu bulat, manusia menganggap bahwa bumi itu datar, lalu setelah beberapa masa setelah itu pemikiran seorang galileo mulai di cari kebenarannya dengan melakukan berbagai macam riset, sampai akhirnya di simpulkan sebuah kesepakatan bersama hingga sekarang bahwa "bumi itu bulat".

Pertanyaannya apakah kita yakin bumi itu bulat, atau jangan - jangan kita terjebak oleh pemikiran seorang galileo sehingga masih beranggapan bahwa bumi itu bulat. Sekarang coba bayangkan jika suatu masa nanti ada pendapat lain yang mematahkan teori galileo yang bertahan selama berabad - abad ini, lalu apakah "kebenaran" bahwa bumi itu bulat adalah mutlak...?
Siapa yang bisa menjamin...


Oh... "kebenaran adalah sesuatu perkara yang sudah di putuskan oleh hakim..."
yakin... bukankah hakim juga manusia yang punya keterbatasan akal dan pikiran dan bisa berubah akal dan pikirannya, kalau begitu kebenaran dari seorang hakim tidaklah mutlak adanya.


"Kebenaran adalah kenyataan..."
Hmm... kalau di pikir - pikir lagi kenyataan itu bisa saja di rekayasa padahal kenyataan nya belum tentu benar ada, karena bisa saja suatu kenyataan di rekayasa oleh manusia yang juga memiliki sifat culas dan arogansi yang tinggi sehingga kenyataan itu akan terlihat benar di mata manusia yang lainnya.


Pusingkan... saya harap yang baca tulisan saya kali ini ngga sampai pusing dan sakit kepala untuk mencari arti dan makna dari sebuah "kebenaran" hhhh...

Kalau anda mulai merasakan pusing, mual dan badan meriang ada baiknya beristirahat atau berhenti membaca tulisan ini dan minum obat atau memeriksakan diri ke dokter, dukun tabib... kali - kali aja anda masuk angin... :p



Oke... rasa - rasa nya tidaklah fair membuat sebuah persoalan tanpa memberikan sebuah jawaban untuk memecahkan sebuah persoalan.

Dan dengan segala keterbatasan akal dan pikiran saya menyimpulkan melalui tulisan yang sederhana ini bahwa kebenaran itu adalah apa yang kita rasa dengan segala panca indera kita saat ini...

"Lalu siapakah yang menciptakan panca indera kita...?"

Apakah anda punya definisi lain tentang sebuah "kebenaran...?"



"You won't see true the line before you clear your mind"

Selasa, 20 Desember 2011

Hitam Dan Putih

Apakah aku dan siapakah aku

Untuk siapakah aku ada dan kenapa aku ada
Apa yang telah kulakukakan dan apa yang ku hasilkan
Burukkah yang telah kulakukan atau baikkah yang kulakukan
Jika itu buruk dimata siapakah itu buruk
Jika itu baik dimata siapakah itu baik

Atau... jika yang ku hasilkan itu sesuatu yang buruk...
Atas dasar apa itu buruk dan jika itu baik atas dasar apa itu baik...

Aku pernah merasa apa yang kulakukan adalah benar lalu aku sombong di atas kebenaran itu
Aku pernah merasa apa yang kulakukan adalah salah dan aku marah di atas kesalahan itu

Lalu dimata siapakah aku benar...
Mungkin saja aku salah...
Dan di mata siapakah aku salah...
Mungkin saja aku benar...