Kamis, 02 Agustus 2012

Pengayom Atau Pengancam Masyarakat

Rasanya cocok kalo negeri ini di beri julukan sebagai negeri nya para preman atau negeri yang punya Undang - undang tapi para penegak hukum nya cacat mental, bahkan tidak jarang undang - undang bisa dijadikan sarana untuk mengundang uang, bahkan kalau perlu slogan pengayom masyarakat diganti saja dengan pengancam masyarakat... pejabat berwenang yang punya sedikit jabatan saja bisa berbuat seenaknya terhadap orang yang di anggap rendah, bahkan tidak sedikit aparat penegak hukum yang jelas - jelas berbuat salah bisa terhindar dari jerat hukum sementara di tempat lainnya seorang nenek tua yang kelaparan terpaksa mencuri tanaman di kebun orang lain di paksa duduk di kursi pesakitan menerima keputusan bersalah.Bahkan sepertinya mereka bebas menggunakan wewenang yang mereka miliki untuk mengancam orang lain, saya sendiri pernah merasakan betapa tidak nyaman nya di perlakukan seperti anak kecil yang di takut - takuti orang dewasa hanya gara - gara persoalan sepele yang seharusnya bisa di selesaikan dengan cara sederhana.

Saya masih ingat kejadian waktu di ancam akan di tembak hanya gara - gara kasing handphone oleh seorang penegak hukum yang waktu itu datang kekonter HP tempat saya mencari nafkah minta di pasangin kasing yang sama sekali bukan dibeli di tempat saya, sebelum nya saya sudah menjelaskan kalo kasing tersebut kualitas nya kurang bagus dan kalau di pasang tidak serapat kasing yang asli, eh... si bapak buncit tersebut malah meninggikan suaranya sambil sedikit melotot dan berkata "kok tau pulak kau ini kasing ngga bagus, udah kau pasang aja dulu...".

Akhirnya dengan perasaan sedikit ngga enak saya pasang juga tu kasing ke HP si Bapak buncit dari pada saya di anggap sumbing sombong karena menolak rejeki, cerita punya cerita akhirnya apa yang tidak saya harapkan dari si bapak buncit tersebut malah terjadi, doi komplen ke saya kenapa keypad handphone nya tidak nyaman di gunakan, habis itu pake ngomel sambil ngancem mau nembak saya segala... #capede -_-
Singkat kata, setelah melalui proses penjelasan yang panjang dan melebar akhir nya si bapak buncit tadi bisa saya jinakkan... #halah lebay. Ini adalah sedikit contoh nyata yang pernah saya alami

Aparatur negara yang sering bertindak dan berbuat layak nya preman sepertinya sudah bukan rahasia umum lagi, di koran, di televisi sampai dunia maya bisa di jumpai bukti perilaku para keparatur negara yang arogan dan terkesan menggunakan jabatan yang di milikinya sebagai alat untuk menakuti - nakuti warga sipil, yang lebih ironis nya mereka bahkan terkesan tak tersentuh hukum, kalau pun ada paling cuma teguran basa basi dari instansi yang bersangkutan.

9 komentar:

  1. . . wachhhhhhhhhhhhhhhh,, kalo begitu dia mentang^ donk. n bisa juga jabatan nya disalah gunakan. wachhhhhhhhhhhhhhh,, gimana jadinya kalo negara ini dihuni oleh orank yang kayak gitu?!? huhh . .

    BalasHapus
  2. ngeriiiii jika kekuasaan jabatan dan wewenang disalah gunakan untuk hal hal yang seharusnya tidzk dilakukan. Seharusnya mereka sadar bahwa sebenarnya kitalah rakyat yang menggaji mereka dan sepatutnya mereka harus sopan pada pemberi gaji. Bukankah itu menunjukkan perilaku yang menyalahi kodratnya

    BalasHapus
  3. itu sesuai dengan prinsip dari rakyat untuk rakyat
    duit rakyat dipake beli pelor dan dipergunakan sebesar besar mengancam rakyat...

    BalasHapus
  4. setuju dengan kang rawins..
    terlebih kepada bapak2 kita yang berada dibalik meja yang jarang bersentuhan langsung dengan rakyat..

    anak buah sih masih culun, lihat aja kalo lagi razia di jalan..

    BalasHapus
  5. mungkin kita perlu nunggu Inspektur Vijay kayak pilem-pilem India dulu mas, baru para Takur di negeri ini bisa dibasmi..

    salam kenal mas

    BalasHapus
  6. ah, rahasia umum.

    syukur, gak pernh ngalamin :)

    BalasHapus

Mengkritik tidak berarti menentang,setuju belum tentu mendukung,menegur tidak bermakna membenci,berbeda pendapat adalah kawan berpikir yang baik