Antara Ibuku Aku Dan Mbak Ami

Ibu adalah orang yang berjasa besar dalam sejarah hidup saya...ibu orang yang merawat saya dari kecil,mendidik saya tentang agama dari usia dini sehingga tidak heran masuk Sekolah Dasar kelas satu saya adalah satu - satunya murid yang lancar membaca Al Quran dan hapal bacaan Sholat di kelas saya (bukan mau sombong,karena masih banyak yg lebih hebat dari saya) sehingga tidak jarang bu guru pun meminta saya membantu mengajarkan teman sekelas yang lain belajar membaca Juz Amma, jaman saya waktu itu belum ada metode IQRA, saat praktek pelajaran Agama tentang Sholat tidak jarang sayalah orang pertama yang di suruh maju untuk pertama kali untuk memberi contoh...mungkin karena nama saya di awali huruf A dan di Absen kelas nama saya memang paling atas...  #aduh malunya saya sok narsis sendiri ( -_-'!)
Ibu saya memang seorang Ibu yang luar biasa, menanamkan akhlak yang baik kepada anak - anaknya dari mereka masih kecil...kalaupun ada yg bengal seperti saya, itu bukan karena orang tua yang salah mendidik saya ... selain itu masakannya Ibu juga tiada duanya menurut saya, yah walaupun dulu Ibu sering cerewet kalau udah marah ke saya dan saya juga suka ngambek ga makan kalau udah di omeli tapi sebenarnya tidak mengurangi rasa masakan Ibu yang  tetap enak di lidah saya.

Tanpa mengecilkan peran seorang Ayah tapi memang ibulah orang terdekat dalam hidup saya di waktu kecil sedangkan ayah sibuk dengan perannya sebagai tulang punggung keluarga, bayangin aja 9 bulan Ibu membawa kita kemana saja dan berjuang antara hidup dan mati agar kita bisa hadir dengan selamat di atas dunia ini bahkan Bapak saya saja sampai gelisah waktu menuggu Ibu melahirkan saya ( mungkin juga karena saya anak pertama kali ya...) .Saya juga bangga dengan Bapak saya walaupun orangnya keras tapi tidak pernah beliau berkata kasar kepada Ibu saya apalagi main tangan ke Ibu saya... "kalau ke saya jangan tanya mulai dari ikat pinggang sampai sapu terbang pernah jadi cendramata dari Bapak untuk saya ha3", Pokoknya Bapak saya juga hebat dan ga banyak cerita orangnya...banyak juga yang saya pelajari dari beliau tentang kesederhanaan dan kedisiplinan serta mencontohkan untuk tidak  berlaku kasar kepada kaum Hawa.

Sedih rasanya mengetahui salah seorang sobat blogger yang dipisahkan dari anaknya dan disuruh untuk melupakan sang anak,saya memang baru beberapa kali berkunjung di Blognya Mbak Ami tapi waktu saya membaca tulisan tentang Safira & Safitri saya sempat emosional membacanya bahkan saya sempat berpikir mereka kan kembar alangkah adilnya bila salah satu dari mereka di asuh Sang Ibu.
Ah...sudahlah saya juga bukan bermaksud mau mencampuri urusan orang lain,walaupun saya hanya mengenal mbak Ami dari blognya tapi membaca tulisan tentang Safira & Safitri saya merasa punya ikatan emosional yang sama dengan beliau, mungkin sudah menjadi sifat saya untuk tidak hanya diam melihat ketidak adilan bukan karena saya ingin menjadi "Pahlawan" tapi saya tidak akan membutakan nurani saya sendiri melihat ke tidak adilan.

Mbak Ami...saya hanya bisa mendoakan dan berharap semoga Mbak Ami tetap sabar dan jangan sampai di butakan emosi sesaat...semoga saja keluarga yang memisahkan Mbak Ami segera menyadari kekeliruan mereka memisahkan Ibu dan anaknya, semoga Safira & Safitri tahu istilah Surga Itu Di Telapak Kaki Ibu... Saya juga berharap Si Kembar tidak terpengaruh perkataan jelek keluarga yang membesarkan mereka agar melupakan Ibu Kandung mereka sendiri.

Tetap semangat dan jangan menyerah Mbak Ami...karena semakin kuat iman seseorang maka Allah akan menguji iman orang tersebut untuk mengetahui seberapa kuat Iman seorang Hamba Nya, bukankah Baginda Rasulullah dan Para Rasul sebelum Beliau hidupnya selalu penuh dengan cobaan tapi beliau mampu melewatinya dan memberikan teladan kepada umatnya.