Jumat, 22 Juli 2011

Indah...Belum Tentu Baik

Bagaimana rasanya jika sebuah pekerjaan yang kita lakukan di remehkan oleh orang lain... apalagi pekerjaan itu sudah kita lakukan dengan sepenuh hati namun yang kita terima hanyalah sebuah komplain, keluhan dan di pandang sebelah mata yang sama sekali jauh dari rasa terimakasih.
Okelah... kalau komplain itu karena kesalahan kita akibat ceroboh dalam bekerja saya rasa itu hal yang wajar jika klien / konsumen atau mungkin atasan kita merasa kesal dan tentunya sebagai pelayan mereka kita tidak berlepas tangan begitu saja, namun bagaimana kalau komplain itu karena suatu alasan yang terkesan sangat di paksakan.

Kadang - kadang manusia lupa akan derajatnya di muka Illahi adalah sama di ciptakan dari zat yang sama pula kecuali yang membedakan hanya amalan selama hidup di dunia. Manusia gampang tertipu oleh kehidupan duniawi yang semu sehingga cenderung menyukai sesuatu yang indah - indah saja dan cenderung meremehkan sesuatu yang di anggap buruk karena tertutupnya mata hati dan nurani, padahal tidak selamanya yang indah itu baik dan yang buruk itu jelek di mata Sang Pencipta Yang Maha Adil.

Manakah yang lebih baik menurut anda seorang pejabat yang begitu di hormati karena jabatannya tetapi tidak amanah dan korup dalam menjalankan tugas daripada seorang petugas kebersihan yang dengan rela menjalani profesi nya demi menafkahi keluarganya dari pada ia harus menjadi seorang pencuri.
Atau seorang yang cacat secara fisik tapi masih mampu mencari nafkah dengan tidak menjadi seorang peminta minta daripada seorang aparatur negara yang sehat secara fisik tetapi suka memeras keringat orang lain karena ia merasa punya kuasa.

Lalu coba kita bandingkan diri kita sendiri dengan orang lain yang kita anggap profesinya lebih rendah daripada kita, apakah kita sudah merasa lebih baik dari mereka... jawablah dengan hati nurani kita sebagai manusia yang memiliki akal kawan, masihkah kita memandang rendah orang lain padahal kita belum mengetahui dia yang sesungguhnya.

7 komentar:

  1. Memandang segala sesuatunya bukan hanya dari satu sisi saja, perlu banyak pertimbangan, memang di dilema saat ini lebih banyak manusia yang menilai segala sesuatu dari ukuran jabatan & materi padahal ada yang lebih berharga daipada itu, yaj semoga aja dilema ini tidak berkepanjangan

    BalasHapus
  2. Bagi muslim yang mencari ridha Allah, lebih suka hidup baik di mata Allah, soal keliatan baik di mata orang lain belakangan deh...

    BalasHapus
  3. Assalamualaikum sobat ku... pa kbr?

    Hmm... bahasannya mantaf,, jadi terasa tersentil sedikit nih...

    Secaralah, berkenaan profesi ku sebagai fasilitator masyarakat sekarang,,, orang lapangan, dengan kerja tidak ada jam, terus gajinya juga tidak ada waktu, suka-suka yg mau gaji, satu bulan sekali, dua bulan sekali atau bagaimana...

    Memang rasanya sedih sob, secaralah profesi fasilitator di Indonesia sangat tidak terkenal seperti layaknya profesi dokter, guru, polisi, insunyur dll. Hiks.. ini ada kisah nyatanya, sahabat ku yang laki2 sampai tidak diterima oleh sang calon mertua karena profesi kami ini, dan akhirnya karena cintanya sama si anak calon mertua sekarang ia terpaksa alih profesi menjadi pegawai bank,, dan baru ia diterima...

    Ahh.. klo aku sih, mungkin karena aku wanita, profesi apapun akan aku syukuri, memang terkadang aku mengeluh, tapi setiap kali aku mengeluh Allah selalu mengingatkan ku untuk melihat ke bwah, kemereka yg jauh lebih tidak beruntung dari pada aku.

    Apapun profesi kita sob,, jalani dengan ikhlas dan mengharap ridho Allah saja sob,, mau orang bilang apa,, ya monggo... toh kita tidak mengganggu mereka...

    Tetap semangat!! aku buat bubur kacang ijo,, mau??? :)

    BalasHapus
  4. Lakukan yg terbaik, tentu yg positif di mata kita dan juga orang lain. Untuk profesi, itu hanya titipan Tuhan yg sifatnya sementara B)

    BalasHapus
  5. assalamualaikum...

    wah, lma ga ksni tp gya tulisan sobat yg satu ni ga brubah. smangattt...!!! :)

    mmg stiap org mmliki prsepsi dan tnggapan yg brbeda2 mngenai suatu msalah.
    dan byk yg mngatakan, memang tdk gmpang utk "mnganggap biasa2 sj" ktika kita brada di posisi yg dremehkan. sllu sj, "setan2" di hti menabuh genderang yg mbisikkan kata "tak rela".
    tp, dluar itu smua, kita tdk akn prnh mnjdi lbh baik ato lbh baik hnya karna perkataan dan pndpat org lain. tp, prubahan itu akn trjdi dgn brmula dr aksi yg dilakukan olh diri kita pribadi.

    apapun profesinya, yg paling memahami itu adlh yg mnjlaninya. klo kita profesi itu nyaman dan mbwa kberkahan dlm hdup, mo org sekampung bilang apa kek, meremehkan kek, kafilah tetap berlalu (lho kok) hehe...

    BalasHapus
  6. bersyukurlah kalo kita jelek
    karena dengan itu orang lain bisa merasa dirinya baik...

    BalasHapus
  7. saya kenal yang namanya Indah, ga begitu baik sih :)

    BalasHapus

Mengkritik tidak berarti menentang,setuju belum tentu mendukung,menegur tidak bermakna membenci,berbeda pendapat adalah kawan berpikir yang baik