Jumat, 31 Agustus 2012

Akhirnya Ke Danau Toba

Sebenarnya sudah dari kemarin - kemarin saya mau posting tulisan ini, tapi ya seperti biasa... si modem anti lelet yang jadi kambing hitam -_-'

Ya sudah lah... dari pada saya ngomel ngga jelas, mending saya cerita sedikit tentang liburan kemaren di Danau Toba. #Asyiiik...

Lima Tahun lebih saya merantau di Sumatera Utara, tapi baru sekali yang namanya singgah menikmati ke indahan Danau Toba, itupun belum lama ini. Sebenarnya bukan cuma sekali saya melewati Danau Toba yang indah itu, setiap pulang kampung ke Sumatera Barat atau kembali lagi ke Medan pasti bus yang saya tumpangi melewati Danau Toba, saat itu rasanya pengen loncat saja dari Bus pas melewati Danau Toba karena saking terpesonanya saya dengan keindahan alam Danau terbesar di Indonesia itu.

Pemandangan Danau toba dari salah satu jalan lintas Sumatera

Rasanya rugi juga selama ini saya tidak pernah sempat singgah untuk menikmati salah satu keindahan Sang Pencipta di Danau Toba. Jarak Danau Toba dari kota Medan kurang lebih 200km, dengan waktu tempuh sekitar 4-5 jam perjalanan. Untuk akses kesana bisa menggunakan kendaraan pribadi atau umum yang gampang di temukan, kebetulan saya kemarin naik sepeda motor dengan dua orang sahabat saya yang juga sudah cukup lama di Medan tapi sama - sama tidak pernah singgah di Danau Toba. #klop dah katrok semua -_-'

Berangkat pukul 23:30Wib dari Medan, kami bertiga sempat nyasar sampai 20km saat memasuki persimpangan jalan di kota tebing tinggi, harusnya kami memilih jalan arah ke kanan tp malah doyan nya ke kiri karena sama - sama katrok kami lempeng aja ke kiri, untungnya kami sama - sama masih ngga punya malu, karena masih mau bertanya ke penduduk sekitar saat kami mulai curiga dengan jalan yang di lewati, lucunya di antara kami bertiga, hanya satu orang sahabat saya yang sangat optimis dan yakin dengan jalan yang kami lewati, sehingga beliau pun setart paling depan dan ngebut tanpa menoleh ke belakang layaknya jorge lorenzo, sehingga terpaksa saya yang berboncengan dengan sahabat saya yang satunya lagi mengikuti dari belakang sambil teriak - teriak, untungnya jalan saat itu sudah sepi jadi ngga ada orang yang mikir kami lagi ngejar jambret.

Istirahat sejenak sebelum  memasuki kota pematang siantar

Setelah beristirahat sebentar sebelum memasuki kota Pematang Siantar, akhir nya kami sampai di Parapat saat subuh menjelang sambil menggigil kedinginan, karena hawa sekitar Danau Toba memang sejuk apalagi saat pagi menjelang.

Rasanya tidak lah cukup waktu untuk menceritakan kebesaran Sang Khalik dengan segala ciptaannya di sana, cukup banyak lokasi wisata yang bisa kita pilih saat berada di parapat, menyeberangi danau menuju pulau samosir dengan kapal motor, berenang, atau ingin menaikkan sedikit adrenalin dengan menggunakan speed boat, jetski, atau bersepeda, plus udara segar berlimpah yang bebas polusi serta hawa yang sejuk meskipun matahari bersinar terik.

  
 

 Danau Toba

Sayang nya seperti halnya objek wisata lainnya di Indonesia, kepedulian pengunjung akan kebersihan dan keindahan di rasa masih kurang, terbukti masih banyak saya lihat sampah plastik bekas bungkus makanan di pinggir danau, geram juga rasanya melihat hal seperti itu, padahal cukup banyak spanduk bertuliskan "Danau Toba Bukan Tempat Pembuangan Sampah" terpampang dengan besar di sekitar Danau, tapi dasar pengunjung geblek jadinya tulisan tersebut ngga ada artinya, mungkin perlu di buatkan tulisan yang lebih serius kayak gini kali ya...



Jumat, 17 Agustus 2012

Sebuah Kemerdekaan Dan Setangkup Kemenangan

Hari yang di tunggu - tunggu oleh banyak orang akan segera tiba, jalanan sudah mulai padat dan cenderung macet, pusat perbelanjaan penuh sesak, apalagi mall - mall yang menggelar diskon penuh sesak oleh para pengunjung, antrian di depan meja kasir pun seperti kerumunan orang yang menonton penjual obat kaki lima sedang beraksi.

Pagi tadi, di beberapa tempat seperti lapangan - lapangan yang sering di gunakan untuk event tertentu, terlihat ramai sampai siang hari, bahkan jalan raya di sekitarnya pun nyaris lumpuh akibat kemacetan kendaraan yang berlalu lalang, sampai - sampai pak polisi yang seharusnya mengatur ketertiban jalan raya terlihat santai di pos pemantauan nya, entah menghindari cuaca panas atau pusing melihat pengendara yang tidak bisa di atur lagi.

Malam ini, semenjak maghrib berlalu jalan raya masih terlihat ramai dari biasanya, para pengendara dari yang kalem sampai yang norak dengan suara bising yang keluar dari knalpot sepeda motor yang sengaja di belah menghiasi jalanan. Para pedagang kaki lima panen rupiah, pedagang makanan laris manis di serbu pembeli semenjak sore tadi.

Hari ini... Republik tercinta ini memperingati hari Kemerdekaannya yang ke 67...

Esok hari atau lusa umat muslim merayakan kemenangan nya...

Detik ini, saya hanya bisa bengong dan bertanya - tanya dalam hati... " Kemerdekaan apa yang sedang di rayakan, padahal banyak dari mereka atau saya secara tidak langsung masih di jajah" . Penjajahan jaman dulu mungkin lebih cenderung kearah penjajahan secara fisik, sedangkan penjajahan sampai detik ini nyaris tak terasa karena tidak ada kontak fisik secara langsung, kalem dan cenderung memabukkan. Banyak yang terlena dengan penjajahan model baru ini, budaya hidup hedonisme dan cenderung rakus seakan telah mengikis habis semangat para pejuang tempo dulu, yang bahu membahu dengan semangat ke gotong royongan dan solidaritas yang tinggi, mengusir bangsa lain yang mencoba menguasai Republik ini.

Kemenangan, hanya untuk mereka yang berjuang mengatasi segala rintangan, jika ada yang ikut bersorak dan bergembira tapi tidak punya andil apa - apa, mungkin hanya sekedar cheerleader yang meloncat - loncat di pinggir lapangan, atau hanya penonton yang merasakan euforia sesaat tapi sesungguh nya tidak merasakan bagaimana rasanya menjadi seorang pemenang yang sesungguh nya.

Sudahkah kita merdeka...
Betulkah kita seorang pemenang...
Think again... #halah iklan pulak -_-'


Dirgahayu Negeriku yang ke-67.... Merdeka...!!!

Selamat Hari raya idul fitri 1433 H buat semua umat muslim yang merayakannya... Mohon maaf yang setulus nya dari hati atas segala perbuatan, sikap dan tulisan yang tidak menyenangkan dari saya selaku admin tunggal blog geje ini. :)

Sabtu, 04 Agustus 2012

Segar nya Bubur Pedas

Kolak, cendol, sop buah, kue-kue jajanan pasar mungkin bukan hal yang asing lagi sebagai menu saat berbuka puasa. Semua takjil tersebut punya cita rasa yang manis di mulut dan telah menjadi sunah Nabi berbuka dengan yang manis - manis, tapi pernahkah sobat mencoba takjil yang jauh dari rasa manis namun memiliki cita rasa yang khas.

Jika sobat blogger khusus nya Muslim yang sedang menjalankan ibadah puasa kebetulan berkunjung ke kota Medan, mampirlah ke Mesjid Raya Medan untuk menikmati takjil gratis nan khas sekota Medan.

awas bikin ngences...

Bubur Pedas itulah nama nya, bagi masyarakat melayu sumatera utara pada umum nya tentu tidaklah asing dengan makanan warisan budaya kesultanan deli ini. Menurut sejarahnya, tradisi warisan berbuka puasa dengan bubur pedas ini telah ada sejak masa Kesultanan Deli pertama kali tahun 1909. Saat itu Tanah Deli dipimpin Tuanku Sultan Makmun Al-Rasyid Perkasa Alam Syah. Dan warisan budaya tersebut terus berlangsung sampai saat ini. Bubur di masak langsung dengan dua buah tungku tradisional berbahan bakar kayu yang ada di sisi lain areal mesjid selepas zuhur oleh para panitia dan akan di bagikan kepada warga sekitar serta musafir yang berbuka di mesjid Raya Medan selama bulan ramadhan, kabar nya untuk tahun ini saja badan kenaziran Mesjid Raya menyediakan kurang lebih 500 porsi bubur pedas gratis setiap harinya.

Berhubung saya tidak sempat untuk menikmati bubur pedas gratis di sana, dan selama berada di medan belum pernah sekalipun merasakan bubur pedas yang katanya takjil khas Medan, akhirnya dengan rasa penasaran saya mencoba membeli bubur pedas dari penjual takjil yang bagaikan jamur di musim hujan, namun cukup sulit juga menemukan penjual bubur pedas dan saya baru tahu kalau bubur pedas yang ada di mesjid raya Medan pun ternyata bubur pedas KW bukan bubur pedas tetapi bubur sop, menurut salah seorang kadham mesjid raya  bubur yang di buat saat ini bukanlah bubur pedas melainkan bubur sop namanya, namun masyarakat umum sudah terlanjur menyebutnya bubur pedas. Sementara untuk membuat bubur pedas yang asli cukup rumit dan terdiri dari hampir seratus bahan baku yang sebagian besar di antara nya sudah sulit di temukan, dan kalau pun ada tentu membutuhkan dana yang lebih besar, sedangkan untuk membuat bubur sop ini saja, menghabiskan dana 90jt selama bulan Ramadhan, paling tidak itulah yang saya baca dari salah satu media online Medan baru - baru ini. #wow

Setelah berkeliling mencari bubur pedas akhirnya saya temukan juga ibu – ibu pedagang bubur pedas di pojokan persimpangan yang tidak terlalu ramai. Rasanya kurang lengkap kalau saya tidak menyebutkan bahan – bahan pembuatan bubur pedas, yang pastinya terdiri dari bumbu rempah – rempah seperti,  kayu manis, adas, kapulaga, jahe, jintan, kunyit dan banyak lagi, serta sayuran seperti wortel dan kentang, daging, udang serta bahan lainnya dan yang pasti bahan dasarnya terdiri dari beras yang dimasak beserta bahan - bahan yang telah saya sebutkan tadi.

Untuk rasanya… hhmmm yumi...

Tadinya saya sempat mengira rasa pedas dari bubur pedas atau bubur sop ini berasal dari cabe tapi ternyata dugaan saya salah, rasa pedas... tepat nya rasa hangat di tenggorokan ketika memakannya berasal dari campuran rempah – rempah yang membuat rasanya fresh, dan cocok untuk berbuka puasa di temani dengan segelas teh manis, rasanya yang khas membuat saya ketagihan, denger kata orang – orang penggemar bubur pedas ini, bubur pedas bubur sop made in mesjid Raya Medan lah yang paling nikmat rasanya, entah karena gratis atau karena resep asli warisan dari jaman Tuanku Sultan Makmum Al Rasyid Perkasa Alam Syah.

Kamis, 02 Agustus 2012

Pengayom Atau Pengancam Masyarakat

Rasanya cocok kalo negeri ini di beri julukan sebagai negeri nya para preman atau negeri yang punya Undang - undang tapi para penegak hukum nya cacat mental, bahkan tidak jarang undang - undang bisa dijadikan sarana untuk mengundang uang, bahkan kalau perlu slogan pengayom masyarakat diganti saja dengan pengancam masyarakat... pejabat berwenang yang punya sedikit jabatan saja bisa berbuat seenaknya terhadap orang yang di anggap rendah, bahkan tidak sedikit aparat penegak hukum yang jelas - jelas berbuat salah bisa terhindar dari jerat hukum sementara di tempat lainnya seorang nenek tua yang kelaparan terpaksa mencuri tanaman di kebun orang lain di paksa duduk di kursi pesakitan menerima keputusan bersalah.Bahkan sepertinya mereka bebas menggunakan wewenang yang mereka miliki untuk mengancam orang lain, saya sendiri pernah merasakan betapa tidak nyaman nya di perlakukan seperti anak kecil yang di takut - takuti orang dewasa hanya gara - gara persoalan sepele yang seharusnya bisa di selesaikan dengan cara sederhana.

Saya masih ingat kejadian waktu di ancam akan di tembak hanya gara - gara kasing handphone oleh seorang penegak hukum yang waktu itu datang kekonter HP tempat saya mencari nafkah minta di pasangin kasing yang sama sekali bukan dibeli di tempat saya, sebelum nya saya sudah menjelaskan kalo kasing tersebut kualitas nya kurang bagus dan kalau di pasang tidak serapat kasing yang asli, eh... si bapak buncit tersebut malah meninggikan suaranya sambil sedikit melotot dan berkata "kok tau pulak kau ini kasing ngga bagus, udah kau pasang aja dulu...".

Akhirnya dengan perasaan sedikit ngga enak saya pasang juga tu kasing ke HP si Bapak buncit dari pada saya di anggap sumbing sombong karena menolak rejeki, cerita punya cerita akhirnya apa yang tidak saya harapkan dari si bapak buncit tersebut malah terjadi, doi komplen ke saya kenapa keypad handphone nya tidak nyaman di gunakan, habis itu pake ngomel sambil ngancem mau nembak saya segala... #capede -_-
Singkat kata, setelah melalui proses penjelasan yang panjang dan melebar akhir nya si bapak buncit tadi bisa saya jinakkan... #halah lebay. Ini adalah sedikit contoh nyata yang pernah saya alami

Aparatur negara yang sering bertindak dan berbuat layak nya preman sepertinya sudah bukan rahasia umum lagi, di koran, di televisi sampai dunia maya bisa di jumpai bukti perilaku para keparatur negara yang arogan dan terkesan menggunakan jabatan yang di milikinya sebagai alat untuk menakuti - nakuti warga sipil, yang lebih ironis nya mereka bahkan terkesan tak tersentuh hukum, kalau pun ada paling cuma teguran basa basi dari instansi yang bersangkutan.

Rabu, 01 Agustus 2012

Semangat...

Rasanya sudah cukup lama saya tidak pernah lagi menggelitik keyboard laptop satu - satu nya yang selama ini menjadi teman setia yang  selalu menjadi pelampiasan atas sesuatu yang menggelitik hati. "ah seperti biasa" selalu si drakula penghisap semangat yang akan jadi kambing hitam atas terbengkalai nya blog ini, namun kali ini saya tidak akan menyalahkan si drakula penghisap semangat justru kesalahan ada pada diri saya sendiri... "kenapa saya mau di kalahkan oleh si drakula penghisap semangat...?!"

Sebagai langkah awal, saya harus berusaha mengembalikan energi ngeblog seperti awal - awal saya memulai blog ini. Kadang - kadang koneksi yang tidak menentu turut menjadi biang kemalasan saya untuk mengupdate blog, maklumlah tinggal di daerah pinggiran kota dengan koneksi mengandalkan modem CDMA yang suka tidak menentu jaringannya, makanya di bulan yang pernuh berkah ini, di saat saya sulit memejamkan mata karena takut ketiduran lagi pas sahur menjadi moment yang pas untuk memulai kembali mengisi dan mewarnai blog ini, karena mungkin blog ini akan menjadi sebuah kumpulan tulisan tempat saya untuk berkaca kelak.

Setelah lebih dari dua tahun usia blog ini akhirnya saya putuskan untuk kembali mengganti judul blog ini sebagai penyegaran agar tidak bosan dan untuk template saya cukup senang dengan tampilan seperti ini, jadi saya tidak perlu untuk mengganti nya.

Namun yang paling penting dari semua itu adalah semangat... apapun yang di kerjakan jika semangat itu tidak ada sama saja dengan robot yang bergerak namun tanpa jiwa.

Buat sobat blogger semua yang mungkin  sudah mulai berkurang semangat untuk ngeblog tetaplah berusaha semangat dan yang masih semangat teruslah semangat, untuk saling berbagi ilmu maupun inspirasi atau apa sajalah untuk di bagi.

Rabu, 04 Juli 2012

Kamera Murah...

Akhirnya setelah lama memendam impian untuk punya kamera digital murah meriah namun dengan hasil photo yang tidak kalah seru bila di bandingkan dengan kamera yang harganya bisa membuat kantong meriang terwujud sudah...

Sabtu kemaren tanpa disengaja tanpa di rencana pas lagi jalan - jalan di mall buat  nyari sesuatu ketemu stan promosi yang menjual kamera jenis prosumer yang membuat saya tertarik karena fitur dan juga harga nya cukup menggoda isi kantong untuk di tukarkan dengan gadget tersebut, walhasil saya pun tidak tahan untuk memilikinya.

Namanya BenQ GH-600, kamera prosumer dengan 21x optical zoom dan kemampuan merekam video HD 720p serta lensa 16Megapixel, 25mm wide angle lens, 1cm super macro, untuk pict dan spesifikasi lebih lanjut silahkan cari sendiri di mbah gugel yaks..

Sekarang saya bisa menyalurkan ambisi menjadi fotografer hhhhhh....
"Nih hasil poto2 nya..."


Minggu, 17 Juni 2012

Ini Medan Bung...!


Sebelumnya saya pernah tulis sedikit tentang arti kata pajak di Medan, kali ini saya mau  sambung dengan beberapa kosakata medan lainnya yang dulu menurut saya lucu dan menggelikan. Kalau kemaren arti pajak di Medan adalah pasar lalu apakah orang Medan tidak mengenal kata pasar...?

"Jangan salah bung..." orang Medan juga mengenal kata pasar tapi kalau pasar di medan artinya jalan raya, saya sendiri tidak tahu kenapa orang medan kalau bilang jalan raya adalah pasar sedangkan pasar sendiri di bilang pajak. Mungkin karena pengaruh keberagaman suku yang ada di Medan mulai dari batak, melayu, jawa, minang, mandailing, karo, India, Tionghoa, aceh dan lain sebagainya. Sepanjang yang saya cermati logat bahasa orang Medan juga tidak sepenuhnya dengan dialek Batak tapi seperti perpaduan antara Batak dan Melayu pesisir maka jadilah bahasa Medan pasaran dengan logat nya khas. Walau pun banyak suku dan agama di medan tapi satu hal yang membuat saya salut adalah toleransi orang medan sehingga belum pernah terdengar bentrok antar suku seperti di daerah indonesia bagian timur, atau ribut soal rumah ibadah seperti di Jawa padahal tidak sedikit rumah ibadah yang letaknya berdekatan.

Jika anda suatu hari pergi ke Medan lalu makan di warung nasi dan ingin memesan segelas air teh jangan heran bila anda hanya di suguhi segelas air putih biasa, saya sendiri tidak tahu kenapa air putih sampai di bilang air teh :D
Ini bukan karena orang Medan tidak bisa membedakan antara air putih dan air teh, jika ingin memesan segelas teh panas cukup bilang manis hangat atau manis dingin jika ingin teh manis dingin, jika ingin mintak air putih tinggal bilang saja "air teh nya mana kak" :D
Untuk urusan harga pun rumah makan di Medan sangat bersahabat karena masih banyak rumah makan yang mematok harga 6000 rupiah per porsinya, cukup murah bukan...?!

"Tapi satu hal yang bikin aku sedikit sedih liat warga kota medan ni adalah pengguna jalan raya nya, banyak yang buta warna tak tau dia warna lampu traficlight, mau hijau mau kuning atau merah jalan terus lae..."

Kamis, 14 Juni 2012

Yang Bikin Geli Di Medan

Medan termasuk salah satu kota besar di Indonesia dan kota terbesar di Sumatera, bicara soal medan pastilah sebagian besar orang tahu dengan logat bahasa nya yang khas lantang dan keras serta terkesan angkuh, penggunaan kata kau, aku dan kalian yang terdengar kasar adalah sesuatu yang biasa di Medan.

Saya sering mendengar seorang istri memanggil suami nya dengan kata - kata kau, awalnya saya merasa geli dan terkagum kagum dengan penggunaan bahasa "kau" ini, karena setelah kata kau si istri biasanya juga memakai kata "bang" seperti hal nya panggilan "mas" bagi orang jawa.

Seperti contoh kalimat sederhana ini... " pulang jam berapa kau nantik bang, jangan lupa pulak kau belikan susu buat si ucok bang...", kalimat ini di ucapkan dengan nada yang tinggi dan lantang.

Bagi saya yang waktu itu baru saja tinggal di medan kalimat seperti di atas di tambah lagi dengan logat yang keras dan tegas terdengar kasar namun juga menggelikan, kalimat yang seharusnya terdengar mesra justru berubah menjadi sesuatu yang menyeramkan bagi saya waktu itu. Bahkan saya dulu sempat berpikir "gawat juga nih kalau nanti jodoh saya ternyata orang medan bisa kena kau kau tiap hari ..."

Bagi saya waktu itu penggunaan kata kau tersebut menggambarkan Dominasi sang Istri terhadap Suaminya, padahal kenyataan nya setelah lama kurang lebih 6 Tahun saya tinggal di Medan apa yang saya bayangkan waktu itu sama sekali tidak terjadi, dan memang sudah menjadi trademark nya orang medan kalau mereka berbicara terdengar kasar dan nada yang lantang "seperti mau ngajak berantem..."

Di Medan juga ada beberapa kosakata lain yang dulunya saya sempat di buat kebingungan, takjub dan terheran heran, seperti kata pajak.
Kata Pajak disini ternyata bukanlah seperti yang saya bayangkan sebelumnya, ternyata penggunaan kata pajak kalau di medan sering di tujukan untuk menggantikan penyebutan kata pasar dimana pasar dalam bahasa Indonesia seperti yang umum nya di kenal orang adalah tempat berjualan.

Seperti contoh... "pajak ikan" yang artinya pasar ikan, dan yang hebat nya lagi saya dulu sempat bayangkan kalau yang namanya pajak ikan itu pasar kusus orang berjualan ikan terbesar di Medan yang pastinya becek, namun kenyataan yang saya temui setelah melewati daerah tersebut justru tidak menemukan satupun orang berjualan ikan tapi justru di sana adalah pusat grosir textile yang cukup terkenal di Medan yang pastinya tidak berbau amis dan becek. Kebanyakan pedagang di kawasan pajak ikan ini pun tidak begitu mengetahui kalau dulunya kawasan ini di masa kolonialis Belanda memang adalah pasar ikan dan tempat orang berjualan sayur mayur yang ramai seperti halnya Pasar di kota besar pada umumnya.


Sebenarnya ada beberapa kosakata lain yang terdengar aneh dan tidak biasa di Medan, Insya Allah di lain waktu akan saya sambung lagi dengan tulisan berikutnya...

to be continued...

Rabu, 13 Juni 2012

Bukan Galau Biasa


Seminggu belakangan ini saya suka galau kalo bagun pagi, bukan karena habis di tinggal kabur pacar kalo itu sih saya ngga akan segalau ini  tapi karena harus melaksanakan kegiatan alamiah mahkluk hidup di pagi hari.

Sebuah kegiatan yang seharusnya tidak perlu untuk di bicarakan panjang lebar bahkan di tulis dan anda baca dengan serius di blog ini, tapi berhubung blog ini sudah terlanjur berdebu dan lumutan akibat di cuekin admin nya yang sok sibuk, sok galau, sok jaim, sok ngga punya ide padahal emang ngga ada sama sekali , alangkah apdol nya bila di lengkapi tulisan galau segalau galau nya -_-'

Bagi anda penderita darah tinggi dan sedang makan alangkah baiknya berhenti membaca tulisan ini sampai disini saja demi menjaga selera makan dan darah tinggi anda tidak kumat karena tersedak makanan yang seharusnya anda kunyah sebelum ditelan.


Seorang sok bijak pernah berkata kepada saya bahwa salah satu kenikmatan di dunia ini adalah bisa buang hajat di saat kebelet, entah benar atau tidak tapi ungkapan tersebut sepertinya tidak berlaku buat saya saat ini bukan karena BAB saya ngga lancar tapi justru WC yang tidak lancar, padahal belum lama saya menempati kios yang sekarang ini tapi sudah harus berhadapan dengan kenyataan yang membuat saya galau setiap ke kamar mandi. Awal nya memang agak tersendat dan kurang lancar saja tapi karena saya merasa kurang nyaman maka saya siram saja pakai soda api dengan harapan bisa lancar kembali, tidak tanggung - tanggung sekantong soda api berbentuk kristal saya tuang. ke dalam lubang WC namun hasilnya jauh di luar harapan dan malah makin macet sampai seminggu lebih, dengan perasaan yang makin galau terpaksalah saya menyelesaikan miting* ke kamar mandi tetangga -_-' .

Seminggu lebih saya galau kalau harus ke kamar mandi, selama itu saya akhirnya terbiasa menghadapi kenyataan bahwa di balik keindahan ada keburukan, di balik kebersihan ada kekotoran, walau kadang saya merasa jengkel dan ingin marah namun masih bisa saya tahan sambil mencari solusi terbaik bagaimana meletakkan semua pada posisinya. Sudah menjadi sifat alamiah manusia marah dan jengkel tapi juga ada ada sifat sabar dan berkepala dingin yang harusnya bisa mengalahkan rasa marah tersebut.

Rasa jijik, rasa marah bukan untuk di hindari tapi harus di hadapi dan di kalahkan walaupun saya suka keindahan tapi tidak harus lari dari keburukan karena lari dari keburukan sama saja dengan pecundang yang takut menghadapi dunia yang penuh warna warni ini.

Jadi untuk apa sok bersih jika menghadapi sesuatu yang kotor saja tidak berani...


*Miting dalam bahasa batak artinya BAB alias buang air besar

Senin, 07 Mei 2012

Di Bawah Mendung Dan Badai



Tik..tok..tik..tok..tik..tok...
Detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, dan tahun terus berlalu
Meninggalkan jejak - jejak masa lalu yang tak harus di sesali
Impian dan Asa berusaha ku jaga agar tetap berdiri
Hantaman gelombang dan badai kehidupan terkadang membuatku letih dan muak

Oh... tidak...!
Jangan sampai letih dan muak ini mengalahkan ku
Aku harus tetap berdiri dan berlari menjaga asa ini tetap ada
Tak peduli onak dan duri berkali - kali menghalangi
Aku akan terus berlari walau harus menahan perih dan letih

Karena aku dilahirkan untuk itu
Bukan untuk menangisi dan meratapi hidup ku
Di bawah mendung dan badai ini ku gantungkan segala harapan dan mimpi ku
Kelak semua kan ku raih bersama terbitnya mentari di pagi yang cerah