"Jangan salah bung..." orang Medan juga mengenal kata pasar tapi kalau pasar di medan artinya jalan raya, saya sendiri tidak tahu kenapa orang medan kalau bilang jalan raya adalah pasar sedangkan pasar sendiri di bilang pajak. Mungkin karena pengaruh keberagaman suku yang ada di Medan mulai dari batak, melayu, jawa, minang, mandailing, karo, India, Tionghoa, aceh dan lain sebagainya. Sepanjang yang saya cermati logat bahasa orang Medan juga tidak sepenuhnya dengan dialek Batak tapi seperti perpaduan antara Batak dan Melayu pesisir maka jadilah bahasa Medan pasaran dengan logat nya khas. Walau pun banyak suku dan agama di medan tapi satu hal yang membuat saya salut adalah toleransi orang medan sehingga belum pernah terdengar bentrok antar suku seperti di daerah indonesia bagian timur, atau ribut soal rumah ibadah seperti di Jawa padahal tidak sedikit rumah ibadah yang letaknya berdekatan.
Jika anda suatu hari pergi ke Medan lalu makan di warung nasi dan ingin memesan segelas air teh jangan heran bila anda hanya di suguhi segelas air putih biasa, saya sendiri tidak tahu kenapa air putih sampai di bilang air teh :D
Ini bukan karena orang Medan tidak bisa membedakan antara air putih dan air teh, jika ingin memesan segelas teh panas cukup bilang manis hangat atau manis dingin jika ingin teh manis dingin, jika ingin mintak air putih tinggal bilang saja "air teh nya mana kak" :D
Untuk urusan harga pun rumah makan di Medan sangat bersahabat karena masih banyak rumah makan yang mematok harga 6000 rupiah per porsinya, cukup murah bukan...?!
"Tapi satu hal yang bikin aku sedikit sedih liat warga kota medan ni adalah pengguna jalan raya nya, banyak yang buta warna tak tau dia warna lampu traficlight, mau hijau mau kuning atau merah jalan terus lae..."