Sabtu, 24 Desember 2011

Siapa Yang Meniru Siapa


Membaca postingan di blog Pakies yang berjudul "Pembalap Jalanan" saya jadi tergelitik untuk menulis posting kali ini.
Di posting tersebut Pakies bercerita tentang atraksi sirkus aseli Indonesia punya, yaitu topeng monyet... hayyo siapa yang pernah melihat atraksi topeng monyet secara live, maksudnya bukan live di tipi tapi empat mata langsung sama topeng monyetnya... ^_^
Kebetulan Pakies nontonnya ngga sendirian ya iyalah masak nonton topeng monyet sendirian hobie bener di antara yang nonton ada anak Pakies, sehabis si monyet beraksi anak Pakies nanya ke Bapake "Nyapo kok monyete ditarik-tarik pake tali, mesakne yo ?" yang artinya "kenapa monyetnya kok di tarik-tarik pake tali,kasihan ya ?

Sebuah pertanyaan sederhana yang butuh sebuah kehati - hatian untuk menjawabnya agar tidak ada orang yang merasa tersakiti hatinya.

Di atas saya tadi sudah katakan kalo topeng monyet adalah sebuah atraksi sirkus aseli Indonesia, bukan dari negeri cina atau pun barat karena belum pernah saya dengar ada pertunjukan sirkus monkey of the mask... jiahahahaha...

Tidak seperti umum nya sirkus yang mempertunjukkan atraksi manusia dan juga atraksi binatang, topeng monyet beraksi secara solo dimana seekor monyet beraksi di iringi dengan irama musik khas topeng monyet dan tentunya sang pawang sebagai komandan yang memberi perintah.

Kalo dilihat dan dinilai dengan asas peri kemanusian atraksi topeng monyet ini seperti penindasan terhadap bintang, tapi kalo di nilai dari sisi ekonomi dan hiburan topeng monyet ini bisa menciptakan lapangan pekerjaan di tengah krisis ekonomi saat ini dan juga bisa menghibur orang lain karena sepertinya masyarakat kita ini memang butuh hiburan, lihat saja acara - acara hiburan di televisi selalu berpacu mengejar rating dari penonton dan langsung mendapat respon dari masyarakat dengan tinggi nya rating acara tersebut, otomatis televisi pun kebanjiran iklan dan sponsor.

Terlepas dari acara tersebut mendidik atau tidak nya tidaklah masalah selagi income yang menguntungkan sepertinya sah - sah saja, ekploitasi laki - laki kemayu, bacotan ala orang kurang pendidikan yang menurut saya sama sekali tidak ada sense of humor nya sampai adegan penyiksaan fisik yang terlihat konyol pun di lakukan asal bisa membuat orang banyak tertawa dan terlena menikmati acara tersebut, tidak peduli acara tersebut di tonton anak kecil yang masih polos sekalipun.

Ironis memang dunia pertelevisian kita saat ini, beda saat jaman stasiun TV cuma TVRI saja.

Balik lagi ke topeng monyet, rasa - rasanya apa yang di pertunjukkan topeng monyet juga tidak lebih dari hiburan semata yang mendatangkan untung secara ekonomis kepada pemilik atraksi topeng monyet tersebut.

Menurut saya topeng monyet tersebut sah - sah saja selama si monyet ikhlas menjalankan tugas nya dan tidak merasa tersakiti seperti hal nya entertainer yang membuat sebagian orang tertawa terbahak - bahak dan sepertinya tidak peduli apakah tindakan nya menghina orang lain baik secara fisik maupun moral atau tindakan slapstick sekalipun selama ada bayaran.

Kalo di lihat lagi kedua nya ada persamaan yaitu sama - sama ada unsur penyiksaan terhadap fisik,tapi bisa mendatangkan tawa dari penonton, jadi siapa yang meniru siapakah sekarang...?

Sekarang tergantung kita menyikapi nya bagaimana, kalau anda "kontra" jangan di lihat atau matikan TV anda, otomatis anda telah menyelamatkan moral anak anda dari perilaku yang kurang patut untuk di lihat anak - anak.



*eh, udah ada yang nonton Rise The planets Of The Apes belum, masak monyet jadi bisa ngomong yak... :D

4 komentar:

  1. apapun juga sebenarnya kita wajib lindungi sesama ciptaan Tuhan...metode topeng monyet salah satu bentuk penyiksaan apapun alasannya...

    BalasHapus
  2. wah ulasan yang lebih komplit dan sangat menarik Kang. Saya memang sengaja tidak menelaah lebih dalam dari postingan saya yang masih menggantung dibagian akhir.
    Tentu, ketika atraksi berlangsung, kekerasan fisik tidak begitu jelas keliatan, namun dari proses "pendidikan" untuk menjadi aktor topeng monyetlah kedisplinan dalam menciptakan tingkah laku baru bisa terjadi tindak diluar kewajaran.

    BalasHapus
  3. sekarang topeng monyet jalanan sudah semakin jarang
    kalah pamor sama monyet-monyet senayan..

    BalasHapus
  4. Saya suka topeng monyet,lucu sih he..he..he

    BalasHapus

Mengkritik tidak berarti menentang,setuju belum tentu mendukung,menegur tidak bermakna membenci,berbeda pendapat adalah kawan berpikir yang baik