Dalam sebuah organisasi atau sebuah
instansi maupun institusi yang di dalam nya terdiri dari beberapa
individu seringkali terjadi gap antara senior dan junior.
Seperti sudah menjadi hukum alam
kalau perintah dan instruksi senior harus diikuti oleh junior nya.
Terlepas apakah seorang senior punya kompetensi lebih baik atau tidak di
banding dengan juniornya, secara logika wajar saja seorang seorang
senior memberikan instruksi dan arahan kepada junior nya, sebab
seorang junior, biasanya masih minim akan pengetahuan dan pengalaman
nya tentang sebuah organisasi atau instansi yang sedang di geluti
nya.
Dalam dunia pendidikan, aksi
arogansi senior terhadap juniornya bukanlah hal yang baru, biasanya
semakin tinggi tangga pendidikan nya semakin tinggi pula rasa
senioritas nya.
Kabar terbaru yang sedang hangat,
adanya korban akibat arogansi senior terhadap junior dalam dunia
pendidikan baru-baru ini bukanlah hal yang baru di tanah air. Berdiri
di atas konsep sebuah ospek, para senior seakan bebas melampiaskan
ego nya sebagai senior, dengan menginstruksikan hal-hal yang kadang
diluar batas kewajaran kepada para peserta ospek. Bila ada junior
yang salah dalam mengaplikasikan intruksi yang diberikan senior, maka
konsekuensi nya adalah sebuah hukuman yang terkadang terkesan
melecehkan secara moral dan tak jarang hukuman secara fisik pun harus
rela diterima para junior.
Sejatinya Ospek (orientasi studi
dan pengenalan kampus), bertujuan untuk mengenalkan calon mahasiswa
baru dengan lingkungan kampus nya, serta memupuk rasa solidaritas
sesama mahasiswa. Pada kenyataannya tak jarang ospek menjadi ajang
bagi para senior untuk menunjukkan eksistensi nya sebagai seorang
yang lebih berkuasa dibanding junior nya. Ospek juga menjadi ajang
unjuk kreatifitas senior dengan mendirikan panggung srimulat dadakan,
sekaligus menjadi sutradara dadakan. Ospek sebenarnya bukan suatu hal yang
salah, bila benar-benar di awasi oleh individu yang punya kompetensi
dan kapabilitas tinggi bagi dunia pendidikan dalam institusi atau
lembaga pendidikan itu sendiri, sehingga terciptanya akseptabiltas antara ospek dan dunia pendidikan.
Sekolah, kampus dan lembaga
pendidikan lainnya di dirikan bertujuan untuk menciptakan kaum
intelektual, agar warga yang mengikuti pendidikan di dalam nya,
memiliki wawasan, ilmu pengetahuan, dan keahlian, yang diharapkan
dimasa depan bisa dikembangkan, dimanfaatkan untuk kepentingan umum.
Agar menjadi makhluk sosial yang beradab dan berguna bagi masyarakat
sekitarnya, bagi bangsa dan negara.
Entah ada hubungannya dengan ospek
ala srimulatan atau tidak, tak jarang kita melihat tingkah konyol dan arogan bapak-bapak, dan
oom-oom yang berkuasa di instansi pemerintahan, maupun penghuni
gedung kura-kura yang kata nya mewakili kepentingan kita selaku
rakyat, tidak diragukan lagi mereka-mereka itu adalah merupakan
produk dari institusi pendidikan. Entahlah.
Semua berawal dari pingin dihargai orang lain atas kedudukannya yang gampang sekali memunculkan rasa sombong. Makanya ketika ada kesempatan yang tidak dilandasai hati yang baik, maka begitu gampangnya melakukan perkara-perkara pelampiasan hawa nafsu,
BalasHapuskenapa ospek di jaman kini hanya menjadi ajang unjuk kekerasan ya?
BalasHapusbudaya aksi senioritas dalam bentuk kekerasan kayaknya susah untuk hilang, sebab suatu saat junior yg tersiksa oleh senior juga akan menjadi senior, kemudian akan melakukan kekerasan kepada junior berikutnya, bisa dibilang aksi balas dendam atau ingin merasakan bagaimana rasanya menyiksa junior. setelah itu junior yang disiksa tadi, juga akan menjadi senior yang seperti itu dan begitu seterusnya. bisa dibilang ini seperti penyakit keturunan yg susah sembuh. Ah ribet ahh. . .hahaha :D
BalasHapusseperti sebuah mata rantai... mereka dulu di plonco, mk ketika mereka di atas jd balas mem-plonco. pihak kampus mungkin bisa turut andil sbg pengawas, agar kejadian serupa tak terulang lagi. butuh kebesaran hati untuk mendidik adik2 mereka.
BalasHapussoal bapak2 yg di sana itu, au ah geyap!
ospek adalah salah satu bentuk kearoganan senior
BalasHapusGausah jauh-jauh..
BalasHapusdi kampus aku juga msh ada senioritas.
walaupun "katanya" udah gak diperbolehkan lagi senioritas di kampus..
walhasil ada 2 tipe maba deh tuh.
tipe penakut tunduk dan tipe pembangkang penentang
wkwkwk
kalo senioritas memperlakukan juniornya mengatasnamakan balas dendam, itu tdk di benarkan juga. banyak mindset keliru seperti itu msh sering di pake, padahal seiring dgn kemajuan jaman harusnya bsa di imbangi dgn tingkat intelektualitas yg tinggi pula. seperti sudah menjadi semacam budaya keliru... mudah2an bsa di bedah akar dari ksus2 tsb yg selama msh saja ada...
BalasHapusnice gan
BalasHapusgood share,,pelajaran nih buat para senior yang gak tau diri dan mau nya selalu dihormati junior
BalasHapussenior rata" edan dan mau nya selalu diatas sementara para junior mereka selalu ditindas dan ditikam.salam blogger
BalasHapus