Kamis, 13 Mei 2010

Menerima setiap pemberian Allah dengan Ikhlas (part.1)

Banyak Orang bersedih karena hal - hal sepele yang tak berarti.Banyak orang yang tidak mensyukuri akan karunia dan Nikmat yang diberikan Allah mungkin mereka kecewa dengan wajah yang kurang rupawan dan harta yang dimiliki saat ini,mereka selalu melihat keatas melihat kepada orang - orang yang nasibnya jauh lebih beruntung dari pada dirinya,tidak melihat kepada orang - orang yang hidup sederhana tapi masih bersahaja tidak mau belajar atas apa yang mereka lihat di sekitar mereka.
Mereka selalu mendambakan hidup bagaikan cerita - cerita dalam Sinetron atau kisah - kisah dongeng isapan jempol belaka.Hidup mereka hanya sebatas soal perut,perhiasan,fashion,kemewahan dunia lainnya.Banyak kita lihat manusia yang hidupnya dari pagi hingga sore hanya disibukkan dengan pekerjaan mereka karena kecemasan dan kegelisahan agar tidak di benci Istri,mertua,anak atau kerabatnya yang lain.
Pada dasarnya mereka tidak memiliki tujuan Hidup yang lebih mulia,andai pun ada hanya sebatas lisan yang berdusta tidak dari lubuk hati karena pemahaman yang salah tentang agama.
Banyak kita temui sarjana yang tidak bisa memberikan Kontribusi yang berarti bagi masyarakat sekitarnya apalagi kepada Negara,tapi cobalah lihat tukang sapu yang membersihkan kotoran - kotoran di taman,di jalan - jalan umum sehingga menyejukkan mata siapapun yang melihat taman dan jalan - jalan tersebut,sesungguhnya mereka telah menghasilkan sesuatu yang bermanfaat kepada orang banyak dengan kehidupan yang bersahaja sebagai tukang sapu dari pada mereka yang biasa hidup dalam kemewahan tapi tidak menghasilkan apa - apa untuk orang banyak.

Berikut ini ada beberapa tokoh terkenal yang kehidupan Duniawi nya kurang beruntung :

1.Atha' ibn Rabah, orang yang paling alim pada Zamannya adalah seorang mantan budak berkulit hitam,berhidung pesek,lumpuh tangannya dan berambut keriting.

2.Ahnaf ibn Qais, orang Arab yang dikenal paling sabar & penyantun ini sangat kurus tubuhnya,bongkok punggungnya,melengkung betisnya & lemah postur tubuhnya.

3.Al-A'masy, ahli hadits kenamaan di dunia ini adalah sosok manusia yang sayu matanya & seorang mantan budak yang fakir,compang camping baju yang dikenakannya tidak menarik penampilan & rumahnya.

Bahkan Semua Nabi dan rasul pernah menjadi penggembala kambing,meskipun mereka adalah manusia - manusia pilihan Allah dan sebaik baik manusia,pekerjaan mereka pun tidak jauh beda dengan manusia pada umumnya.Nabi Daud adalah seorang tukang besi,Nabi Zakaria seorang tukang kayu & Nabi Idris seorang penjahit.

Ini mengisyaratkan bahwa harga diri Kita di tentukan oleh kemampuan yang menghasilkan manfaat yang baik,amal shalih,kemanfaatan,dan akhlak kita.

Apakah kita masih bersedih dengan wajah yang kurang rupawan,harta yang tidak banyak,anak,istri dan rumah yang tidak mewah.Cobalah kita renungkan ayat dibawah ini :
{Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia} (QS.Az-Zukhruf:32)

Nantikan Posting saya selanjutnya di Part.2 ya ^_^

8 komentar:

  1. thx 4 share, ditunggu lanjutan na ^^

    BalasHapus
  2. bahasa gaulnya : Qona'ah !
    bener gak sob ?

    BalasHapus
  3. @orang Kampung:Yup bahasa gaulnya tuh Qona'ah,anak gaul harus tau ^__^

    BalasHapus
  4. @inge: Berikan Do'a nya ya agar hati dan pikiran ini selalu di bukakan untuk selalu menyampaikan ilmu yg di dapat ^__^

    BalasHapus
  5. ssungguhnye ikhlas itu tidak dpt dzahirkn ngn kate2..:) smoge kte sentiase mndpt keberkatan dariNYA..aminnn..:)

    BalasHapus
  6. Mungkin bener kata bapakku....syukuri aja yg udah dikasih sm Alloh......jangan ngeluh karna kita susah, soalnya masih ada yg lebih susah dr kita ....

    D'tgu Part 2'y...

    BalasHapus
  7. Wah bicara tentang iklas erat kaitannya dengan kaya ahti, baca juga ya sob hehehe

    BalasHapus
  8. artikel nya sangat bermanfaat untuk aku .... selama ni ku kurang bersyukur ..... makasih ya artikel nya

    BalasHapus

Mengkritik tidak berarti menentang,setuju belum tentu mendukung,menegur tidak bermakna membenci,berbeda pendapat adalah kawan berpikir yang baik