Senin, 31 Mei 2010

Antara Kami Dan Penguasa

*****************************************************************************************

Senyum dan tawa mu masih lepas diantara tumpukan dosa - dosa yang makin menghitam
Tidak peduli berapa banyak dosa yang berserakan disisi kirimu

"Peduli apa dengan warnanya yg seperti jelaga sekalipun"
"Apa aku pernah melihat warnanya ?"
"Ah...aku tak melihatnya dimanakah dosa itu berada dari mana asalnya,kalian hanya iri karena aku punya kuasa..."

Hai sang tirani...
lihat lah...lihat lah dengan mata mu yang tidak buta seperti hatimu....!
Berapa banyak kami yang hidup jauh dari apa yang kau janjikan dulu,sebelum engkau duduk di atas Tahta mu yang sekarang

Ha......aku tahu,kau mau mengelak lagi kan...ya...ya...ya.....
Aku sudah tahu itu...kami pun melihat nya,ya kami hanya bisa melihat tanpa bisa merasakan...

Adakah kau melihat kedalam mata kami,ah...mungkin terlalu susah bagimu menatap nya
Tapi lihat lah lingkungan kami berada sekarang,lihat lah kehidupan kami sekarang
Sebelum kau berkuasa...kami tinggal di tempat yang kumuh ini
Sebelum kau berkuasa...kami bekerja seperti ini demi mengganjal perut kami sekeluarga
Sebelum kau berkuasa...kami tidak mengenal bangku pendidikan untuk anak - anak kami

Lalu...apa bedanya setelah kau berkuasa ?
Setelah kau berkuasa...kami tinggal di tempat yang kumuh ini
Setelah kau berkuasa...kami bekerja seperti ini demi mengganjal perut kami sekeluarga
Setelah kau berkuasa...kami tidak mengenal bangku pendidikan untuk anak - anak kami

Sekarang mana janji - janji saat kau berpesta dijalanan,saat kau bernarsis ria dijalanan memajang senyum manis yang beracun itu,saat memajang gambar wajah mu di pohon - pohon,di tiang listrik,di tembok gang,bahkan di dinding gubuk yang kami tempati
Saat itu kami sungguh terlena dengan rayuan gombal mu,kami tertipu dengan senyum manis mu hingga kami percaya dan menaruh harapan padamu
Lalu dimana janji - janji yang kau ucapkan dulu,dimana kau letakkan sumpah jabatan mu itu ?

Ha......aku tahu,kau mau mengelak lagi kan...ya...ya...ya.....
Aku sudah tahu itu...kami pun melihat nya,ya kami hanya bisa melihat tanpa bisa merasakan...

Karena kami bukan orang yang mendanai mu saat itu,atau karena kami adalah sekumpulan cecunguk bodoh bagi mu
Nyawa kami pun tidak lah berharga bagi mu sehingga kami larut dan pasrah dengan penyakit yang sangatlah mahal penawarnya

Kami tahu....kami tidak punya perjanjian hitam diatas putih dengan mu saat itu
Kami tahu....kami adalah orang - orang yang harus di singkirkan dari megahnya kota metropolitan
Kami tahu....kami bukanlah keluarga mu,bukan kolega mu,bukan donatur mu,apalagi saudara bagimu

Tapi ingat dan renungkanlah di dalam kesunyian kamarmu sebelum engkau berbaring di atas ranjang yang empuk,ingatlah kami yang masih tidur menggelandang di jalanan,ingatlah kami yang tidur berdempetan menghindari air hujan yang masuk dari lubang - lubang di atap gubuk kami

Ingatlah akan sumpah mu dengan menyebut nama Tuhan,dengan itu kau telah membuat perjanjian yang Maha Dahsyat dan tak akan pernah bisa di cabut
Ingatlah di suatu masa kau akan di tanya dan di minta pertanggung jawaban yang Maha Dahsyat hukuman nya melebihi hukum yang kau buat...wahai Sang Tirani bermuka manis berhati gelap

*****************************************************************************************

18 komentar:

  1. Penguasa kadang emang seenak udelnya bertingkah tanpa mikir bagaimana hidupnya sebelum ia menjadi penguasa
    salam kenal ya..

    BalasHapus
  2. Penguasa kadang emang seenak udelnya bertingkah tanpa mikir bagaimana hidupnya sebelum ia menjadi penguasa
    salam kenal ya..

    BalasHapus
  3. Pedas dan Keras !
    teruskan perjuanganmu sobat...

    BalasHapus
  4. kunjungan balik, terima kasih dah berkunjung. maaf baru berkunjung sekarang. Seandainya ada penguasa seperti presiden iran... mungkin hanya seribu satu penguasa model beliau

    BalasHapus
  5. Penguasa penguasa berilah hamba mu uang, beri hamba uang
    heheh kok malah nyanyi. Sob Web mu sudah au follow, follow balik yaw :)

    BalasHapus
  6. wah mangstaf susunan kalimatnya Sob.
    Kutunggu postingan lainnya

    BalasHapus
  7. Wah bener bgt tuh Sob.....banyak penguasa yg cuma seenaknya dan ga pernah perduli sama rakyat;'y....

    BalasHapus
  8. yahhhh namanya juga penguasa banyak yang sudah lupa dengan kewajibannya ~_~


    klo gini kapan majunya yaaa???

    BalasHapus
  9. widih...
    nice bgt om...
    emank pengusa to pd gto y?
    jd klo gk gto gk normal y.he...

    BalasHapus
  10. mudah2an para penguasa d indonesia bisa baca kisah ini :D

    BalasHapus
  11. Penguasa oh penguasa
    berilah hamba mu uang, beri hamba uang

    BalasHapus
  12. Wuih maknanya dalem banget tuh...

    BalasHapus
  13. subhanallah...
    bolehkah sy diajari bgmna caranya bisa menulis sebaik ini? bgmna cranya meningkatkan daya imajinasi hingga bisa menghasilkan krya yg bagus?
    mhon diajari T_T
    trmksh

    BalasHapus
  14. @yuliani : walaupun emosi sudah memuncak sampai ke ubun untuk di tumpahkan tapi kita harus tetap jaga perkataan jgn sampai kita mengeluarkan kata2 kotor atau sumpah serapah,gunakan hati nurani jgn banyak berhayal begitulah sedikit trik ane nulis disini,...ane juga manusia biasa yang banyak berbuat salah Mohon untuk kritikan dan saran nya,...salam kenal...salam ukuwah ^___^

    BalasHapus
  15. untunglah sy yang masih ingusan ini blum diberi tanggungjawab layaknya para penguasa,,sepertinya itu sulit dan banyak godaannya ya..
    mungkin mereka lagi apes, blum punya pegangan agama yang kuat sudah dikasih amanah yang besar..kita doakan saja...

    BalasHapus

Mengkritik tidak berarti menentang,setuju belum tentu mendukung,menegur tidak bermakna membenci,berbeda pendapat adalah kawan berpikir yang baik