Jumat, 11 Juni 2010

Menghadiri Jamuan Allah

Alangkah ruginya kita bila tidak pernah atau jarang sekali menghadiri jamuan Allah,mungkin ada yang bertanya dan mengerutkan kening "dimanakah jamuan Allah itu?",tidak lain dan tidak bukan adalah di tempat yang paling disukai Allah yaitu rumah nya "Mesjid".

Setiap waktu fardhu tiba muazin sudah meneriakkan dengan lantang dari rumah Allah (Mesjid) bahwa Allah memanggil kita untuk datang bersama - sama kerumahnya,tapi alangkah ruginya kita bila tidak menghadiri panggilan Sang Penguasa Yang Maha Pemurah dan Maha Bijaksana.

Keutamaan Berjalan ke Masjid untuk Melaksanakan Shalat Berjama’ah

Diantara keutamaan berjalan ke Mesjid untuk Sholat berjamaah adalah :
   1. Dicatatnya langkah-langkah kaki menuju masjid.

 
(Rasul) yang berbicara dengan wahyu, kekasih yang mulia Shallallahu ‘Alaihi Wassalam menjelaskan bahwa langkah kaki seorang muslim menuju masjid akan dicatat. Imam Muslim meriwayatkan dai Jabir bin Abdillah radhiallahu anhuma, ia mengatakan,”Bani Salimah ingin pindah ke dekat masjid, sedangkan tempat tersebut kosong. Ketika hal itu sampai kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam, maka beliau bersabda:

“Wahai Bani Salimah! Tetaplah di pemukiman kalian, karena langkah-langkah kalian akan dicatat.”
Mereka mengatakan:

“Tidak ada yang mengembirakan kami bila kami berpindah.” (HR. Muslim)
Imam Nawawi rahimahullah mengatakan dalam menjelaskan sabdanya: “Wahai Bani Salimah! Tetaplah di pemukiman kalian, karena langkah-langkah kalian akan di catat.”
“Artinya, tetaplah dipemukiman kalian! Sebab, jika kalian tetap di pemukiamn kalian, maka jejak-jejak dan langkah-langkah kalian yang banyak menuju ke masjid akan dicatat.” (Syarh an NawawiV/169)
‘Abdullah bin Abbas radhiallahu anhuma mengatakan, sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Majah dalam sunannya, “Pemukiman kaum Anshar sangat jauh dari masjid, lalu mereka ingin agar dekat dengannya, maka turunlah ayat ini,

“Dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan.”(QS. Yasin:12)
Akhirnya, mereka tetap tinggal di pemukiman mereka.” (HR.Ibnu Majah)
Pencatatan langkah-langkah orang yang menuju masjid bukan hanya ketika ia pergi ke masjid, tetapi juga dicatat ketika pulang darinya. Imam Muslim meriwayatkan dari Ubay bin Ka’ab radhiallahu anhu tentang kisah seorang Anshar yang tidak pernah tertinggal dari shalat berjama’ah, dan tidak pula ia menginginkan rumahnya berdekatan dengan masjid, bahwa ia berkata kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wassalam:

“Aku tidak bergembira jika rumahku (terletak) didekat masjid. Aku ingin agar langkahku ke masjid dan kepulanganku ketika aku kembali kepada keluargaku dicatat.”
Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda:

“Allah telah menghimpun semua itu untukmu.” (HR. Muslim)


   2. Para Malaikat yang mulia saling berebut untuk mencatatnya.
 
Diantara dalil yang menunjukkan keutamaan berjalan ke masjid untuk menunaikan shalat berjama’ah bahwa Allah meninggikan kedudukan langkah-langkah orang yang (berjalan) menuju ke masjid, bahkan para Malaikat yang didekatkan (kepada Allah) berebut untuk mencatatnya dan membawanya naik ke langit.
Imam at Tirmidzi rahimahullah meriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas radhiallahu anhuma, ia mengatakan, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda:

“Tadi malan Rabb-ku tabaarakta wata’aala, mendatangiku dalam rupa yang paling indah.”(Perawi mengatakan,’Aku menduganya mengatakan,’Dalam mimpi.’). Lalu Dia berfirman, “Wahai Muhammad! Tahukah engkau, untuk apa para Malaikat yang mulia saling berebut?” Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam berkata:”Aku menjawab,’Tidak’. Lalu Dia meletakkan Tangan-Nya di antara kedua pundakku sehingga aku merasakan kesejukannya di dadaku (atau beliau mengatakan,’Di leherku’). Lalu aku mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi.”Dia berfirman,”Wahai Muhammad!Tahukah engkau untuk apa para Malaikat yang mulia saling berebut?” Aku menjawab,”Ya, tentang kaffarat (perkara-perkara yang menghapuskan dosa). Kaffarat itu adalah diam di masjid setelah melaksanakan shalat, berjalan kaki untuk melaksanakan shalat berjama’ah, dan menyempurnakan wudhu pada saat yang tidak disukai.” (HR. Tirmidzi, hadits ini shahih).


   3. Berjalan menuju shalat berjama’ah termasuk salah satu sebab mendapatkan jaminan berupa kehidupan yang baik dan kematian yang baik pula.
 
Tidak hanya para Malaikat saling berebut untuk mencatat amalan berjalan kaki menuju shalat berjama’ah, bahkan Allah menjadikan jaminan kehidupan yang baik dan kematian yang baik pula.


“Barangsiapa yang melakukan hal itu - yakni tiga amalan yang disebutkan dalam hadits, di antaranya berjalan kaki menuju shalat berjama’ah – maka ia hidup dengan baik dan mati dengan baik pula.”
Betapa besar jaminan ini! Kehidupan yang baikdan kematian yang baik. siapakah yang menjanjikan hal itu? Dia-lah Allah Yang Maha Esa, yang tidak ada seorangpun yang lebih menepati janji selain Dia.



Dengan datang ke Mesjid untuk memenuhi panggilan Allah berarti kita telah menjadi tamu - tamu Allah,tentu saja Allah akan memperlakukan tamu Nya dengan sangat baik,dan Allah akan menyiapkan hidangan surga untuk kita...rahmat Allah akan mengalir dan tercurah kepada tamu - tamu Nya yang telah memenuhi undangan Nya.


“Barangsiapa yang berwudhu’ di rumahnya dengan sempurna kemudian mendatangi masjid, maka ia adalah tamu Allah, dan siapa yang di kunjunginya wajib memuliakan tamunya.” (HR. ath Thabrani)

Dari abu hurairah, dari nabi saw beliau bersabda,"Siapa saja yang pergi ke masjid di pagi hari maupun sore hari.Alloh menyediakan hidangan surga baginya , sepanjang pagi maupun sore (HR bukhari dan muslim)

Mungkin kita merasa bangga jika diundang untuk menghadiri jamuan  orang - orang terkenal atau mungkin orang - orang yang kita idolakan,tapi alangkah lebih nikmat dan senangnya hati ini bila kita bisa menghadiri jamuan Allah yang tentunya dengan hidangan yang jauh lebih Nikmat daripada hidangan jamuan manapun yang ada di dunia ini.

Baik nya suatu daerah bukan di tentukan dengan ramainya orang datang ke mesjid pada acara hari - hari besar agama atau wirid - wirid mingguan yang di adakan di Mesjid,tapi berapa banyak orang yang datang ke Mesjid untuk Berjamaah mengerjakan Shalat Fardhu.
 

7 komentar:

  1. Setuju Sob sama kata2 terakhir.....Seharusnya emank bukan dinilai dari berapa banyak orang yg dateng pas hari keagamaan tp lebih kepada Shalat berjamaahnya......Emank kudu wajib tuh.....

    BalasHapus
  2. Laki-laki wajib shalat berjamaah di Masjid. Betapa indahnya dunia ini jika semua laki-laki memiliki keikhlasan untuk mendatangi undangan Allah SWT, untuk bermunajad menghamba. Dunia akan menjadi damai jika setiap lima waktu undangan dipenuhi jamaah laki-laki layaknya ketika shalat jumat ataupun shalat ied

    BalasHapus
  3. luar biasa !!! pencerahan amat sangat ini sob...
    tengkyu atas artikelnya...

    BalasHapus
  4. shalat berjamaah memang sungguh nikmat, jujur karna sibuk dgn kerja aku jd jarang shalat berjamaah. Termasuk orang yg merugi kah aku?

    BalasHapus
  5. subhanallah.. semoga kita senantiasa dijaga hatinya untuk terus bisa meningkatkan keimanan kepada Allah swt.. AMin..

    BalasHapus

Mengkritik tidak berarti menentang,setuju belum tentu mendukung,menegur tidak bermakna membenci,berbeda pendapat adalah kawan berpikir yang baik