Sabtu, 12 Februari 2011

Peduli Lingkungan Bukan Sekedar Konsep

Dimulai dari lingkungan tempat tinggal kita sendiri

"Selamatkan bumi hari ini...selamatkan hutan dari penebangan liar,selamatkan udara dari asap dan polusi udara.... bla..bla..bla..."


Slogan - slogan ini mungkin sering kita dengar dan lihat di waktu tertentu dimana wacana tentang menyelamatkan bumi dari pemanasan global sedang gencar di lakukan oleh aktivis maupun simpatisan lingkungan hidup.

Namun entah mengapa kampanye menyelamatkan bumi ini bagi saya kurang begitu terasa sampai ke lingkungan saya tinggal (ga kayak kampanye sewaktu musim pemilu pemilihan presiden atau pun kepala daerah ya...),padahal kalau saya lihat di televisi aksi ini sungguh luar biasa dengan konsep - konsep menarik yang telah di siapkan namun sayang terkadang butuh biaya besar agar berjalan sesuai konsep yang telah di susun sedemikian rupa.

Lalu apakah kita akan berpangku tangan saja menunggu konsep menyelamatkan lingkungan hidup itu berjalan...atau berharap dana proyek tersebut terealisasi dengan cepat...
Menyelamatkan bumi dari pencemaran lingkungan jangan hanya sekedar wacana yang bombastis tapi tidak realistis.

Jangan salah mengartikan bahwa saya meremehkan konsep besar yang dibuat oleh para akitivis yang peduli lingkungan,karena yang ingin saya kemukakan disini hanya konsep kecil dan mungkin di pandang sebelah mata karena kurang "greget".

Bagi saya pribadi menyelamatkan lingkungan hidup harus di mulai dari lingkungan kita tinggal dulu,jangan hanya menunggu "aksi menanam sejuta pohon" tapi rawatlah pohon yang ada di sekitar lingkungan kita tinggal,serta mensosialisasikan cara membuang sampah yang benar di lingkungan kita tinggal ( wah...tugas berat nih brur kebanyakan masyarakat kita kalau di kasih tahu ngeyel,lagian ntar birokrasi dari kelurahan buat ngurus ini & itu apa ga pake repot tuh...),kalau begitu kita ganti saja dengan kesadaran dari diri kita sendiri "apakah kita sudah membuang sampah pada tempatnya...?
Kebanyakan dari kita sering bermalas - malasan  sewaktu terlepas dari rutinitas monoton sehari - hari,seperti di hari libur kerja sering kita memilih untuk bangun siang dan menghabiskan waktu dengan kegiatan menonton televisi dan aktifitas malas lainnya.
Cobalah untuk bangun pagi di hari libur kerja atau di luar akitifitas keseharian kita dengan berjalan mengelilingi rumah barangkali got di depan atau di samping rumah sudah banyak sampah yg menumpuk didalamnya dan menghambat aliran air ,mungkin juga banyak sampah plastik bertebaran di sekitar rumah yang tidak terurus karena sibuk dengan aktifitas sehari - hari...cobalah dengan kesadaran dan akal sehat kita untuk membersihkan sampah - sampah tersebut tanpa harus menyuruh atau berharap orang lain akan membersihkan nya.

Hal menggelikan sekaligus miris bagi saya di masyarakat kita ini ( Indonesia ) sebagian besar memiliki gengsi yang kadang tidak pada tempatnya,serta terlena budaya hidup "hedonisme" tapi tidak peduli dengan kebersihan lingkungan sendiri....
 
Gunakan sepeda motor seperlunya saja

Sepeda motor sebuah dilema...entah sudah berapa unit setiap tahunnya negeri ini mengimpor kendaraan bermesin roda dua tersebut,ini mungkin sebuah dilema bagi Pemerintah untuk membatasi penggunaan kendaraan bermesin tersebut,di satu sisi kita sedang menghadapi krisis BBM di satu sisi bisa mengurangi pajak pendapatan negara..."ah sudahlah saya juga tidak tahu hitung - hitungan pajak nya bagai mana "coba aja tanya sama bang Gayus".
Kembali kepada gaya hidup Hedonisme tadi...dulu sewaktu saya masih kecil sekitar "akhir 80an" pernah di ajak ke kampung ibu saya di salah satu daerah di Sumatera Barat,seingat saya dulu disana yang namanya kendaraan roda dua masih barang langka (namanya juga kampung),untuk kemana - mana penduduk kampung masih banyak yang mengunakan sepeda tidak ketinggalan juga dengan anak  - anak mudanya pada masa itu,hal tersebut sangat kontras dengan trend anak muda nya di jaman sekarang dimana gaya hidup perkotaan juga sudah menjadi hal yg tidak asing lagi seperti adu gengsi Sepeda Motor,padahal menurut hemat saya itu adalah hal yang mubazir karena penggunaan sepeda motor itu sendiri di kalangan anak muda yang rata - rata masih sekolah belum efektif.

Alangkah baiknya mereka - mereka ini ( para pelajar ) di belikan Sepeda saja oleh orang tua mereka untuk berangkat kesekolah dari pada sebuah sepeda motor yang akhir nya kadang malah dibuat untuk ugal - ugalan dijalan raya dengan membentuk Gank Motor yang bikin resah masyarakat,dan pihak sekolah pun harus melarang mereka memakai Sepeda Motor kesekolah.

Dampak modernisasi dan Kesenjangan sosial

Kalau dulu sungai - sungai di kampung airnya masih bebas dari sampah plastik sekarang hampir di setiap tempat air mengalir entah itu sungai atau parit kecil banyak terlihat sampah plastik entah itu dari limbah pasar atau juga limbah rumah tangga,gaya hidup di kampung juga tidak ubahnya dengang gaya hidup orang kota banyak yang sudah tidak peduli lagi dengan pencemaran yang mereka lakukan,sangat kontras dengan mereka "Suku Badui" di Banten yang membuat saya kagum.
Sekarang kita kembali lagi ke kota terutama kota - kota besar di Indonesia...dampak kesenjangan sosial sangat kental terlihat,dimana warga ekonomi menengah kebawah banyak yang tinggal berdesak - desakan di pinggiran kota atau pinggiran sungai yang jauh dari kesan hidup sehat dan setiap hari sangat dekat dengan pencemaran lingkungan...

Gambar comot dari mbah google
 Ini adalah fakta yang tidak terbantahkan lagi adalah tugas berat bagi pemerintah setempat dari tahun ke tahun yang sepertinya tidak pernah terselasikan,sekali lagi apakah kita harus berpangku tangan untuk menunggu realisasi dari pemerintah...?
Nah...boro - boro saya mau membahas masalah pencemaran Radio aktif,mencairnya es di kutub akibat pemanasan global,tumpahan minyak di laut,masalah pencemaran di lingkungan sendiri saja belum terpecahkan sepenuhnya oleh saya...paling engga saya bisa mengajak sobat semua untuk peduli terlebih dulu dengan lingkungan di tempat tinggal sobat sendiri seperti yang telah saya sebutkan diawal tulisan ini...agar kita tidak seperti kata pepatah "Lalat di seberang lautan nampak...burung onta di depan mata ga kelihatan ..."


23 komentar:

  1. KAyaknay untuk ini, slogannya AA Gym perlu diterapkan.. mulai dari hal yang kecil, mulai dari diri sendiri, dan mulai sekarang juga.

    tentu akan berdampak besar bagi lingkungan!

    BalasHapus
  2. Memang globalisasi yang demikian melesat kalo tidak diimbangi dengan kearifan diri dan bekal keimanan bisa terjadi ketidakseimbangan dalam segala hal.
    Saya setuju, semua diulai dari diri sendiri dengan mengerjakan hal-hal terkecil

    BalasHapus
  3. betul sekali sahabat, terkadang memang kita lebih suka sesuatu yg bersifat sebatas slogan !!! dan sedikit sekali menyentuh substansi permasalahannya, artikel yang sangat baik dan mengingatkan kita untuk memulai dari diri & lingkungan kita sendiri. Salam

    BalasHapus
  4. ya betul sob, bikin selogan mah gampang, tapi yg sulit merealisasikan isi dari selogan itu.
    memang benar semua harus dimulai dari diri sendiri, agar nantinya terbiasa.
    Salam...

    BalasHapus
  5. Wah setuju bgt gan dengan pendapat nya, apalagi dengan komen pertamaXXX emank semuanya harus diawali dari diri kita sendir gan

    BalasHapus
  6. takutnya generasi2 anak cucu kita udaranya udah gak bisa merasakan suasana sejuk kaya sekarang ini ya brow,

    BalasHapus
  7. semoga pemerintah benar2 mau peduli ^^

    BalasHapus
  8. Yang paling dikhawatirkan adalah ketika kita atau cucu2 kita sudah tidak bisa merasakan udara segar dan mencium bawa tanah....!!!

    BalasHapus
  9. Setuja,jangan hanya bicara... tapi lebih ke pelaksanaannya :)

    BalasHapus
  10. swip, benar sekali bahwa kesadaran peduli lingkungan akan berdampak pada lingkungan kita seperti dampak pada hujan dan kualitas udara kita....,,

    ayok tebarkan virus peduli lingkungan dengan melakukan tindakan nyata, sekecil apapun pasti berguna...,, ;D

    BalasHapus
  11. semakin banyak yg peduli dengan lingkungan.. tinggal melakukan tindakan konkrit aja.. :D

    BalasHapus
  12. teorinya sangat mudah ya sob.. bikin konsepnya juga mudah, begitupun ngumpulin dananya.. yg susah ya realisasinya.. kelamaan OL juga berkontribusi negatif loh untuk panas bumi :D

    BalasHapus
  13. salam persahabatan
    berkunjung salam kenal n sekalian izin follow ya
    terima kasih

    BalasHapus
  14. salam kenal kunjungan perdana kawan

    BalasHapus
  15. Assalamualaikum... aku dataang!!! aku liat burung onta, hehehe

    antara konsep dan yang dilakukan memang untuk sinkronisasi rada sulit sob, hmm... berdasarkan pengalaman ku dilapangan dan di program nasionalnya Indonesia, aseli,, sebelum berkecimpung aku sangat2 mengacungkan 8 jempol untuk konseptor nya, sampai sekarang pun aku tetap mengagumi konsep tersebut..

    Tapi sayang, ditengah perjalanan, pada saat pelaksanaan, ternyata apa yg dicita2kan konseptor tersebut ternyata sedikit sekali yg merasa cita2nya, secaralah.. masih cerita negeri kita sekarang, tak ada yang jauh-jauh dari yg namanya Duit!! dan akhirnya konsep hanya tinggal konsep,,,

    Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata...

    nb, hmm.. semoga menang ya ikut kontesnya, biar bisa bawa oleh2 ke cerita hujan!! wkwkwkwk...

    BalasHapus
  16. @eL Ro... biar kecil tapi bermanfaat dari pada besar belum tentu hasilnya...

    @Ami... Waalaikumsalam...emang kita kadang2 jadi apatis ke pemerintah ya...dari pada kita menunggu dan menunggu lebih baik kita mulai aja dulu dari yang kita bisa kan ga dosa,malah ber pahala.........

    BalasHapus
  17. Ya, kesadaran yang dimulai dari diri sendiri akan pentingnya menjaga lingkungan akan membawa kita semua pada kepedulian lingkungan yang lebih baik .....

    BalasHapus
  18. visit you in the morning
    Betul bgt, terkadang kita mengagung2kan slogan tapi kenyataan dilapangan NOL BESAR. gimana tidak ? coba aja klo kita berada disuatu tempat, sampah di samping kita aja ga' bakal di pungut kok.

    BalasHapus
  19. Spertinya sulit banget menangani masalah sampah ini ya...
    Apakah sebagian besar masyarakat sebegitu tak pedulinya dengan kesehatan pribadi dan lingkungan??
    Semoga sukses pada lombanya ya...

    BalasHapus
  20. metode mulai dari hal kecil, misalnya matikan mesin kendaraan di lampu merah...20 detik saja sangat membantu Bumi...

    BalasHapus

Mengkritik tidak berarti menentang,setuju belum tentu mendukung,menegur tidak bermakna membenci,berbeda pendapat adalah kawan berpikir yang baik