Jumat, 04 Maret 2011

Belajar Jadi Orang Kaya Yang Bahagia

"Setiap orang di dunia ini pasti ingin kaya dan hidup nya bahagia, siapa sih yang ga kepengen  kaya dan bahagia kecuali orang yang kurang waras, justru banyak orang yang akhirnya menjadi kurang waras (gila-red) karena ingin menjadi kaya penyebabnya juga macam – macam dari menempuh jalur yang tidak masuk akal (baca gaib) sampai karena terlalu terobsesi dan berambisi dengan harta dunia."


Saya sendiri juga ingin menjadi orang kaya dengan cara saya sendiri, kalau dari segi materi saya memang bukan orang yang akan mewarisi harta 7 turunan dari orang tua saya juga bukan orang yang habis menang undian hingga milyaran.Lalu bagaimana saya akan mewujudkan mimpi saya ini, setelah melalui proses hidup yg penuh warna dan belajar dari kegagalan - kesuksesan saya mulai sering merenung dan menjadi orang yang mulai mendekatkan diri dengan Allah, walau kadang godaan serta cobaan membuat saya goyah dan tak jarang harus terjatuh saya tidak akan menyerah demi mewujudkan mimpi menjadi “orang kaya yang bahagia”.

Dalam perenungan saya mencoba flash back lagi 10 tahun kebelakang apa saja yang telah saya kerjakan, dari segi pekerjaan…berbagai macam profesi sudah pernah saya geluti, mulai dari tukang Sablon, tukang jualan makanan ternak, jadi helper Koki di restoran cepat saji, Office Boy, Operator alat berat “walau untuk pekerjaan ini banyak yg heran karena kontras antara badan saya dan alat yang saya operasikan ga matching ha3”… sampai Teknisi Handphone yang kurang lebih 3 tahun saya jalani sampai sekarang dan menjadi profesi terlama saya walau kadang merasa jenuh juga.

"Sepertinya saya cenderung menyukai tantangan dan mencoba hal – hal baru yang kadang membuat saya terjebak pada kondisi yang tidak menyenangkan"

Kembali lagi ke masa saya yang sekarang… dalam perenungan saya coba bertanya pada diri sendiri, “apa lagi yang kurang…apa lagi yang kau inginkan…sampai kapan kau akan merasa puas…” tiba – tiba saya tersentak pada pertanyaan “sampai kapan kau merasa puas”… kalau di pikir – pikir lagi dunia ini beserta isinya ga akan pernah ada habisnya “masih ada langit di atas langit”.

Lalu mengapa saya tidak menikmati jadi orang kaya yang bahagia mulai dari sekarang…yah, “saya akan menikmatinya dari sekarang dengan apa yang ada sekarang” saya harus melihat kebawah masih banyak orang lain yang tidak seberuntung saya, dengan membantu mereka semampu saya berarti saya adalah bagian dari orang yang kaya, karena orang kaya adalah orang yang taraf hidupnya lebih tinggi dari orang lain tentu saja orang yang taraf hidupnya lebih tinggi bisa membantu yang di bawah "kenapa harus jadi orang yang pelit untuk menjadi kaya".

Kalau dari segi materi mungkin saya masih jauh… tapi saya tidak akan terobsesi dengan materi “ga munafik… saya juga butuh materi untuk bisa bersosialisasi”… saya akan lebih mengutamakan kekayaan dalam diri saya yang jaman sekarang rasanya jarang sekali di miliki manusia,yaitu hati nurani,..saya akan mengesampingkan sejenak gaya hidup hedonisme yang ngga akan pernah ada puasnya”.

Kalau biasanya hati saya kadang sempit untuk menerima kritikan orang lain sekarang saya akan buka selebar mungkin karena itu adalah bagian dari kekayaan yang akan saya raih,saya tidak akan terikat dengan aturan – aturan baku yang tidak begitu penting, seperti…”Harus selalu tampil necis padahal hati masih kotor”, lebih baik seperti sekarang tampil apa adanya biarpun saya senang berkaos oblong,membiarkan rambut ikal saya sedikit gondrong dan tidak disisir rapi (baca klimis), membiarkan Jenggot saya tumbuh, yang penting bersih dan masih sopan... kemana – mana lebih memilih kendaraan umum jika tidak ada urusan yang begitu penting, karena saya bisa melihat dan belajar banyak tentang warna - warni dunia di dalamnya…sungguh bahagia sekali saya menjalaninya.

Apapun yang ada pada saya sekarang itu adalah kekayaan saya belum tentu orang lain memiliki kekayaan seperti saya dan saya harus bahagia menikmatinya…hanya Allah yang wajib saya dekati untuk memohon kekayaan Nya karena saya sangat percaya dari Nya lah semua kekayaan yang saya miliki sekarang…Alhamdulillah Yaa Allah.


--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
 *Tulisan ini bukan untuk menggurui orang lain...tulisan ini hanya tentang apa yang terlintas dibenak saya saat ini sebagai pengingat jika nanti lupa atas apa yang saya tulis sekarang...

12 komentar:

  1. materi bukan segala-galanya, tapi materi itu penting.. hanya saja nggak boleh terlalu mengejar materi dan melupakan yang lain.. karena kaya itu bukan seberapa banyakk uang yang kita punya, tapi seberapa banyakk yang bisa kita berikan..

    bukankah celaka bagi orang kaya tapi pelit?

    #edisi sok bijak

    BalasHapus
  2. santai saja bro...
    aku juga kayak kutu loncat kalo urusan pekerjaan. tapi nyatanya selalu bisa idup. hehe...

    BalasHapus
  3. Alhamdulillah telah menemukan arti bahagia yang untuk sementara orang begitu sulit mengartikannya karena kebanyakan diukur dari segi pemenuhan kebutuhan materi. Nrimo ing pandum (menerima pemberian) kata orang jawa pada merupakan konsep keihklasan seseorang dalam menjalankan kehidupannya dengan tidak melepaskan diri dari kewajiban menjalan sebuah ikhtiar. Maka jika setiap tahap kehidupan ini dijalankan dengan semata mencari ridha Allah, fa Insya Allah itulah sebuag surga dunia karena telah merasa terpenuhi segala bentuk rejeki baik rejeki materi maupun rejeki rohani maupun kesehatan.
    Maaf kepanjangan Kang hhhh yang penting saling berbagi dan maaf jika berlebihan

    BalasHapus
  4. Kaya nurani itu indah, dan bahagia mulai saat ini juga, itu sangat menyenangkan..

    BalasHapus
  5. saya juga tipe penantang yang hobi mencoba hal-hal baru. soal puas ga puas sih ya emang begitulah manusia. yang penting kaya hati, kaya cinta, kaya iman ☺

    BalasHapus
  6. saya sampai saat ini merasa miskin luar dalem.. :|

    BalasHapus
  7. Assalamualaikum sob...

    Alhamdulillah, klo sob Azan sudah menemukan arti bahagia,, mantaf...

    Ga munafik, aku juga sering mengalami seperti yg sob Zan alami, tapi alhamdulillah.. ternyata Allah masih begitu sayang pada ku sehingga aku masih diberinya petunjuk untuk mengartikan hidup...

    kalau lagi rada labil, biasanya aku melakukan perenungan dengan antalogi interogatif berikut:

    Aku bertanya padaku:

    Siapa aku?
    Darimana aku?
    Untuk apa aku?
    Untuk siapa aku?
    Mau kemana aku?
    Dengan siapa aku?
    Harus bagaimana aku?

    antologi interogatif yg dapat mengantarkan seseorang menuju lurus garis transendental. Dengan antologi ini, Aristoteles terkontemplasi tentang eksistensi Tuhan.

    "Man 'arafa nafsahu, arafa Rabbahu"

    --

    hiks,, kepanjangan lagi komennya,,, kaburr!!! eitss... sebelum kabur, boleh ya nanti aku konsul tuk otak2 hape, hehehe :D

    BalasHapus
  8. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  9. Aku nulis di blog satunya, kaya ilmu, merasa tercukupi itulah kaya yang sesungguhnya. Dan selalu ikhlas Lillahi ta'ala dalam setiap perbuatan. Sungguh, aku terharu baca ini... Kalo rajin sedekah ikhlas Lillahi ta'ala, akan dapat ganti berlipat-lipat. Sedekah harta tidak akan membuat miskin malah sebaliknya

    BalasHapus
  10. Kaya di mata Allah Swt adalah mudah membagikan apapun, termasuk ilmu dan kebahagiaan...bukan semata uang dan harta...Harta tak ternilai adalah sedekah, apapun keadaan kita...

    BalasHapus
  11. Harta Tidak bisa menyelamatkan kita di hadapan Tuhan. Yg Maha kuasa.

    Hay all, salam kenal yah!:)

    BalasHapus
  12. semangat! kaya itu hanya konteks. bagaimana cara menjalani dan mensyukurinya aja ☺

    BalasHapus

Mengkritik tidak berarti menentang,setuju belum tentu mendukung,menegur tidak bermakna membenci,berbeda pendapat adalah kawan berpikir yang baik